by
Rhanie
- Jumat, Maret 15, 2019
by
Rhanie
- Kamis, Maret 14, 2019
Kamu, tau engga apa yang sebenarnya aku mau?
by
Rhanie
- Senin, Maret 04, 2019
4 maret 2019
Terima Kasih sudah merusak semuanya.
Saya KECEWA, Saya PATAH HATI.
Terima Kasih
by
Rhanie
- Minggu, Februari 24, 2019
Kadang,
Ada orang yang diciptakan memang bukan untuk mengerti semua pengorbanaan yang udah kita lakukan.
Ada orang yang diciptakan memang bukan untuk mengerti semua pengorbanaan yang udah kita lakukan.
Bahagia dengan orang begitu?
by
Rhanie
- Selasa, Januari 15, 2019
2019
Minggu kedua bulan januari di awal tahun 2019.
Jadi, tahun ini punya resolusi apa?
Jadi, tahun ini berharap apa?
Entahlah.
My mind is blank for the resolution in this year.
Semoga Segala Sedih Dan Kecewa Semakin Dikurang kurangi
DAN
Semoga Segala Bahagia Semakin Ditambah Dan Dilipat Gandakan Lagi.
Aamiin
by
Rhanie
- Jumat, November 30, 2018
November 2018.
Bulan ini,
Tepat saya 7 tahun jadi Software Quality Assurance/IT Tester/QA Tester/IT Quality Assurance/ Tukang Testing/Tukang cari cari kesalahan para developer atau programmer. HAHAHA.
Ga berasa yah udah selama itu.
Masih inget jelas,
Dulu setiap interview waktu di tanya "kok mau jadi QA?"
atau
"Lo ga mau gw tempatin di team Bussiness Analyst aja ran?"
Pasti jawabannya :
"Ga dulu deh, masih suka cari cari kesalahan developer" - Ini adalah jawaban template saya kalo ditanya siapapun yang interview atau saat evaluasi dengan asman (asisten manager) dulu.
Dulu,
Waktu jadi asdos (asisten dosen) di kampus D3, saya pernah ngoding.
Hasilnya?
Besoknya langsung demam.
Ini serius.
Sejak saat itu, saya tau diri kalo passion saya memang bukan jadi tukang buat program.
Lanjut kerja di kantor pertama,
Saya pernah jadi "manusia setengah koding" alias bermain main dengan query sql.
Hasilnya?
Ada kemajuan nih, ga demam kayak saya di suruh ngoding dikampus dulu sih,
Tapi,
Ya sebatas jalanin aja cuma ga begitu passion.
Semacam ga ada feel apapun.
Saya bisa sih kerja di dunia query Alhamdulillah ga ada masalah, cuma entahlah I didn't feel something special with query.
Mungkin, semacam jalanin pacaran dengan seseorang tapi ga ada perasaan sama sekali dengan orang itu. Halaah,kenapa jadi perumpamaan ke percintaan.
LANJOOOOT.
Jadi, beberapa bulan setelah probabation,
Saya mencoba dunia baru yaitu IT Tester.
Hasilnya?
Ga berasa udah hampir 7 tahun saya ada di dunia ini.
Dan akhirnya, saya tau dimana passion saya sebenarnya.
Sebenernya ada banyak hal yang masih perlu saya ulik lagi tentang dunia testing.
Karena, saya pengen bener-bener expert di dunia testing sebelum move ke posisi berikutnya.
Kurang afdol aja rasanya, kalo cuma bisa expert testing di dunia banking saja.
Atau
Cuma bisa expert testing di dunia web based saja.
Saya pengen expert testing di semua sektor bisnis entah itu banking, atau mobile atau web based.
Walaupun kadang bosen,
Walaupun kadang udah tau dimana titik salah nya,
Walaupun melakukan prosedur testing yang itu itu lagi..
Walaupun kadang ada aja jenuhnya,
Walaupun kadang ribet dengan segala detail testing yang harus di jalanin,
Tapi bukan nya kalo udah cinta mati tetap aja akan betah dan bertahan dengan dunia itu?
Sama aja kayak di dunia percintaan kan?
Halaah, jadi balik lagi kan ke masalah percintaan.
Bulan ini,
Tepat saya 7 tahun jadi Software Quality Assurance/IT Tester/QA Tester/IT Quality Assurance/ Tukang Testing/Tukang cari cari kesalahan para developer atau programmer. HAHAHA.
Ga berasa yah udah selama itu.
Masih inget jelas,
Dulu setiap interview waktu di tanya "kok mau jadi QA?"
atau
"Lo ga mau gw tempatin di team Bussiness Analyst aja ran?"
Pasti jawabannya :
"Ga dulu deh, masih suka cari cari kesalahan developer" - Ini adalah jawaban template saya kalo ditanya siapapun yang interview atau saat evaluasi dengan asman (asisten manager) dulu.
Dulu,
Waktu jadi asdos (asisten dosen) di kampus D3, saya pernah ngoding.
Hasilnya?
Besoknya langsung demam.
Ini serius.
Sejak saat itu, saya tau diri kalo passion saya memang bukan jadi tukang buat program.
Lanjut kerja di kantor pertama,
Saya pernah jadi "manusia setengah koding" alias bermain main dengan query sql.
Hasilnya?
Ada kemajuan nih, ga demam kayak saya di suruh ngoding dikampus dulu sih,
Tapi,
Ya sebatas jalanin aja cuma ga begitu passion.
Semacam ga ada feel apapun.
Saya bisa sih kerja di dunia query Alhamdulillah ga ada masalah, cuma entahlah I didn't feel something special with query.
Mungkin, semacam jalanin pacaran dengan seseorang tapi ga ada perasaan sama sekali dengan orang itu. Halaah,kenapa jadi perumpamaan ke percintaan.
LANJOOOOT.
Jadi, beberapa bulan setelah probabation,
Saya mencoba dunia baru yaitu IT Tester.
Hasilnya?
Ga berasa udah hampir 7 tahun saya ada di dunia ini.
Dan akhirnya, saya tau dimana passion saya sebenarnya.
Sebenernya ada banyak hal yang masih perlu saya ulik lagi tentang dunia testing.
Karena, saya pengen bener-bener expert di dunia testing sebelum move ke posisi berikutnya.
Kurang afdol aja rasanya, kalo cuma bisa expert testing di dunia banking saja.
Atau
Cuma bisa expert testing di dunia web based saja.
Saya pengen expert testing di semua sektor bisnis entah itu banking, atau mobile atau web based.
Walaupun kadang bosen,
Walaupun kadang udah tau dimana titik salah nya,
Walaupun melakukan prosedur testing yang itu itu lagi..
Walaupun kadang ada aja jenuhnya,
Walaupun kadang ribet dengan segala detail testing yang harus di jalanin,
Tapi bukan nya kalo udah cinta mati tetap aja akan betah dan bertahan dengan dunia itu?
Sama aja kayak di dunia percintaan kan?
Halaah, jadi balik lagi kan ke masalah percintaan.
I love my job whatever the situation.
Saya ga tau sampai kapan akan ada di posisi ini.
Saya tau, cepat atau lambat waktu "pensiun" itu akan tiba.
Selagi masih ada waktu untuk menyalurkan passion saya,
Enjoy dengan segala keriweuhan nya!
by
Rhanie
- Kamis, November 15, 2018
Saya sudah tau akhirnya akan seperti apa.
Dan
Sebenernya saya memang sudah tau seperti apa keputusannya.
Lalu,
Mengapa masih berpura-pura untuk tetap optimis?
Mengapa masih berpura-pura semua baik-baik saja?
Mengapa harus berpura-pura semua akan sesuai yang di harapkan?
Jujur,
Harapan yang sudah saya bangun selama ini hancur begitu saja.
Sepertinya memang percuma berharap terlalu jauh.
Saya bukanlah orang yang mudah sekali kecewa.
Tapi kali ini,
Ah sudahlah,Andai saja kalau........................
Dan
Sebenernya saya memang sudah tau seperti apa keputusannya.
Lalu,
Mengapa masih berpura-pura untuk tetap optimis?
Mengapa masih berpura-pura semua baik-baik saja?
Mengapa harus berpura-pura semua akan sesuai yang di harapkan?
Jujur,
Harapan yang sudah saya bangun selama ini hancur begitu saja.
Sepertinya memang percuma berharap terlalu jauh.
Saya bukanlah orang yang mudah sekali kecewa.
Tapi kali ini,
Ah sudahlah,Andai saja kalau........................
by
Rhanie
- Sabtu, Oktober 27, 2018
Perjalanan masih panjang,
Masih banyak yang harus diperbaiki untuk menjadi istri yang lebih baik lagi.
Masih banyak yang harus diperbaiki untuk menjadi istri yang lebih baik lagi.
by
Rhanie
- Sabtu, Oktober 20, 2018
Just a simple word ketika di ucapkan,
Tapi entah mengapa mampu membuat perasaan saya jadi terjun bebas sampai ke dasar relung hati.
Tapi entah mengapa mampu membuat perasaan saya jadi terjun bebas sampai ke dasar relung hati.
I love you !
"Kapan punya anaknya kalo gitu?"
by
Rhanie
- Sabtu, Agustus 18, 2018
"Kapan punya anaknya kalo gitu?"
ujar salah satu orang kepada saya
Biasa saja.
Iya, biasa saja.
Awalnya saya berfikir seperti itu.
Sesekali memang tidak menyakitkan.
Ternyata,
Lama-kelaman dan dengan frekuensi yang agak sering, pertanyaan itu jadi pikiran dan melukai hati saya.
Tidak seperti pertanyaan dulu yang sering di lontarkan kepada saya "kapan nikah nya sih Ran?"
Kalau pertanyaan ini, saya lebih kuat mental, lebih cuek dan ga begitu peduli dengan pertanyaan orang-orang tentang "kapan nikah?"
Dan tidak ada perasaan kecil hati, sedih atau sensitif sama sekali kalau saya di tanya tentang "kapan nikah?"
Karena dasarnya saya memang cuek sekali (kata hampir semua orang yang kenal dengan saya), dan tidak pernah peduli dengan omongan orang lain.
Dan saya juga bukan tipikal yang gampang sensitif dengan suatu pertanyaan.
Teringat 2 tahun yang lalu, entah karena hal sepele apa yang sebenernya tidak perlu saya permasalahkan tetapi waktu itu saya tiba-tiba sekali sensitif (padahal ga lagi PMS) lalu ada bilang "kamu kok gitu aja sensitif? sejak kapan kamu jadi sensitif begini? selama bertahun tahun aku kenal kamu, kamu bukan tipikal orang yang sensitif kayak gini"
Awalnya memang biasa aja di tanya "udah hamil belum?"
Dan selalu saya jawab "doain donk"
Dan beberapa orang yang bertanya, memang sudah tau kondisi saat ini seperti apa.
Maksud saya, dengan kondisi yang udah mereka ketahui lalu, kenapa mesti menanyakan pertanyaan yang bisa melukai hati orang lain?
Memangnya orang yang bertanya itu berharap dan punya ekspektasi apa dengan kondisi yang sudah diketahuinya?
Belum lagi, kadang yang sedang bertanya tidak tau kondisi mood kita seperti apa, entah lagi baik atau buruk.
Kalau lagi baik, mungkin akan tetap senyum.
Sedangkan
Kalau lagi buruk yang ada kan jadi malah buat sedih orang lain.
Sungguh,
Akhir-akhir ini, saya se-sensitif itu dengan pertanyaan "kapan punya anaknya kalo gitu?"
Percayalah,
Tidak ada satu orang pun yang sudah menikah
tidak mau punya anak.
Semua pasangan yang sudah menikah
pasti ingin mempunyai anak.
Anak itu titipan Tuhan.
Kita sendiri ga pernah tau kapan akan di kasi titipan itu,
lalu mengapa masih bertanya pertanyaan
"kapan punya anaknya?"
Belajarlah menjaga perasaan orang lain,
Bagaimana perasaan mu jika pertanyaan
"kapan punya anak?"
itu juga melukai perasaan adik perempuan
atau
kakak perempuan mu sendiri?
by
Rhanie
- Minggu, Juli 15, 2018
"Ngopi yuk"
Ada chat yang masuk ke ponsel ku. Ku buka chat itu, ku baca. Tapi tidak ku balas.
2 jam kemudian.
"Yuk"
Chat kembali masuk dari orang yang sama.
Mungkin aku memang butuh secangkir kopi untuk meredakan segala hal yang menganggu pikiran ku dan telah membuat hidupku berantakan selama beberapa minggu ini.
"Dimana?" - ku balas chat tersebut
"Di tempat biasa aja, oke yah"
Kemudian tak ku balas lagi chat tersebut.
Orang itu masih dengan watak yang sama.
Muncul dengan sendirinya dan selalu yakin bahwa aku akan mengikuti kemauannya.
Sore itu, tepat jam 17.30 sore seusai office hour.
Ku datangi tempat itu.
Dan orang itu sudah duduk di pojokan meja sana sambil bermain-main dengan ponselnya.
"Udah lama?" - ujarku
"Iyalah, udah dari siang gw tungguin" - ujar dia sambil berusaha melawak agar aku tertawa
Aku hanya tersenyum kecut.
Iya, hanya tersenyum seadanya.
Tidak seperti biasanya yang dengan gampangnya tertawa lepas kalau dia sedang berusaha bergurau.
Ku taruh tas ku, sambil mengambil dompet untuk memesan minuman.
"Mau kemana?" - ujar nya
"Mau pesen, kan gw belum pesen" - ujar ku
"Ga usah, nih udah gw pesenin. Green Tea latte kan?" - di ambilnya minuman yang sejak aku tiba tadi sudah ada di atas meja, lalu di berikan nya padaku.
"Sok tau banget pesenan gw" - ujar ku
"HAHAHA, bukan sok tau. Memang tau dan hafal" - ujarnya
Ah, ternyata green tea latte di tempat ini masih sama rasanya.
Takarannya,
Manisnya,
Semua nya pas.
Sama seperti waktu itu.
"Jadi, ada apa?" - ujarnya
"Ada apa apaan?" - ujarku
"Ada yang ga beres, terlihat kacau. Berantakan" - ujar nya
"Masih kumat lagi sok tau nya?" - ujarku
"Bukan sok tau, tapi memang tau. Sudahlah, tak perlu berpura-pura seolah-olah semuanya baik-baik saja. Lo tak pernah bisa berbohong dari gw" - ujarnya
Diam.
Tak ada statment iya ataupun tidak dariku.
Karena aku yakin, dia pasti tau apa yang sedang terjadi padaku.
Sama seperti kata-katanya tadi.
Iya, aku memang sedang kacau, berantakan, kusut dan binggung.
Semua yang sudah terjadi memang hasil apa yang sudah ku pilih.
Semua yang sudah ku pilih ini adalah hasil dari istikharahku.
Ah, mungkin memang takdirnya seperti ini.
Yasudahlah.
Paling tidak, hari ini aroma green tea latte ini sedikit banyak telah membuatku menjadi lebih tenang.
Terima kasih untuk secangkir green tea latte.
Ada chat yang masuk ke ponsel ku. Ku buka chat itu, ku baca. Tapi tidak ku balas.
2 jam kemudian.
"Yuk"
Chat kembali masuk dari orang yang sama.
Mungkin aku memang butuh secangkir kopi untuk meredakan segala hal yang menganggu pikiran ku dan telah membuat hidupku berantakan selama beberapa minggu ini.
"Dimana?" - ku balas chat tersebut
"Di tempat biasa aja, oke yah"
Kemudian tak ku balas lagi chat tersebut.
Orang itu masih dengan watak yang sama.
Muncul dengan sendirinya dan selalu yakin bahwa aku akan mengikuti kemauannya.
Sore itu, tepat jam 17.30 sore seusai office hour.
Ku datangi tempat itu.
Dan orang itu sudah duduk di pojokan meja sana sambil bermain-main dengan ponselnya.
"Udah lama?" - ujarku
"Iyalah, udah dari siang gw tungguin" - ujar dia sambil berusaha melawak agar aku tertawa
Aku hanya tersenyum kecut.
Iya, hanya tersenyum seadanya.
Tidak seperti biasanya yang dengan gampangnya tertawa lepas kalau dia sedang berusaha bergurau.
Ku taruh tas ku, sambil mengambil dompet untuk memesan minuman.
"Mau kemana?" - ujar nya
"Mau pesen, kan gw belum pesen" - ujar ku
"Ga usah, nih udah gw pesenin. Green Tea latte kan?" - di ambilnya minuman yang sejak aku tiba tadi sudah ada di atas meja, lalu di berikan nya padaku.
"Sok tau banget pesenan gw" - ujar ku
"HAHAHA, bukan sok tau. Memang tau dan hafal" - ujarnya
Ah, ternyata green tea latte di tempat ini masih sama rasanya.
Takarannya,
Manisnya,
Semua nya pas.
Sama seperti waktu itu.
"Jadi, ada apa?" - ujarnya
"Ada apa apaan?" - ujarku
"Ada yang ga beres, terlihat kacau. Berantakan" - ujar nya
"Masih kumat lagi sok tau nya?" - ujarku
"Bukan sok tau, tapi memang tau. Sudahlah, tak perlu berpura-pura seolah-olah semuanya baik-baik saja. Lo tak pernah bisa berbohong dari gw" - ujarnya
Diam.
Tak ada statment iya ataupun tidak dariku.
Karena aku yakin, dia pasti tau apa yang sedang terjadi padaku.
Sama seperti kata-katanya tadi.
Iya, aku memang sedang kacau, berantakan, kusut dan binggung.
Semua yang sudah terjadi memang hasil apa yang sudah ku pilih.
Semua yang sudah ku pilih ini adalah hasil dari istikharahku.
Ah, mungkin memang takdirnya seperti ini.
Yasudahlah.
Paling tidak, hari ini aroma green tea latte ini sedikit banyak telah membuatku menjadi lebih tenang.
Terima kasih untuk secangkir green tea latte.
by
Rhanie
- Senin, Mei 28, 2018
Di setiap sudut kota ini,
Selalu ada cinta,
Selalu ada bahagia,
Dan
Selalu ada cerita.
Terima Kasih sudah bersedia menyembuhkan.
Aku mencintaimu melebihi kota kelahiranku sendiri.
Ah, aku tau yang terlalu itu tidaklah baik.
Namun tak perlu cemas,
Seindah apapun kota lain,
Sejauh apapun aku melangkah ke kota lain,
Aku akan kembali lagi.
with love,
fs
3 zona waktu dalam sebulan
by
Rhanie
- Minggu, Mei 13, 2018
Welcome may !
Karena sudah memasuki bulan mei, kita stop dulu puitis-puitis dan melankolisnya.
Nanti dilanjutin lagi puitis-puitis melankolisnya kalo mood sedih dankecewanya dateng *eeehh
Saya mau cerita sedikit tentang salah satu perjalanan hidup saya yang seperti biasalah ga pernah flat dan ada ada aja kejadian unpredictable dan seperti biasa pasti ada adegan absurdnya.
So, silakan nyimak yah.
Jadi,
Ulang tahun saya tahun lalu, tepatnya di tahun 2017.
Saya pernah meminta seperti ini :
Tahun lalu itu saya sedikit sekali pergi travelling.
Kenapa?
Karena ada kerjaan,
Karena ada urusan keluarga yang ga bisa di tinggal,
Karena ada duit sih cuma waktunya yang ga PAS gitu,
Karena ada hati juga yang tiba-tiba ga stabil macem kondisi perekonomian *halaahh
Jadi jatah saya travelling bisa di hitung pake jari dalam setahun itu.
Kalau kata temen-temen saya "Rani = Travelling, ya sama lah kek hidupnya dia itu"
Saya suka sekali dengan travelling.
Mungkin efek punya tahi lalat di kaki, dan kata orang kalo punya tahi lalat di kaki itu tanda nya ga bisa diam, kerjaan nya jalan terus, kesana-kemari.
Tapi,
1 Hal yang pasti, kalau saya itu paling ga suka travelling sendirian.
Saya ga suka kemana-mana sendiri.
Jadi, Kalau pun travelling pasti ada partner nya.
Balik lagi tentang travelling,
Travelling itu termasuk dalam ritual "recovery mood" buat saya.
Dari istilah nya aja yang udah sok-sokan ke barat-baratan udah tau donk artinya apa?
Kenapa recovery mood?
Karena kita udah cape saharian kerja,
Hadapin jalanan yang semrawut entah macam apa,
Hadapin mood orang-orang yang ga tentu,
Ada masalah dari mana aja.
Kemudian mood kita juga tak selamanya lagi bagus.
Dan agar saya bisa tetap "waras" dan "(hati) saya baik baik saja" saya butuh recovery mood ini.
Menurut saya, kita perlu self rewards untuk diri kita sendiri atas semua yang sudah kita lakukan dan terjadi entah bentuknya seperti apa, yang jelas setiap orang pasti akan beda-beda.
Kalo saya, salah satu "recovery mood" dan self reward saya ya itu tadi : Travelling.
Lalu netizen berkomentar :
"Tapi kan travelling buang-buang uang, ga pernah saving buat masa depan donk?"
"Terus nanti apa manfaat nya tiap kerja uang nya di buang buat travelling gitu..?"
"Blabla.. .. blablaa.."
Untungnya saya adalah orang yang tau diri.
Mau jalan-jalan ke tempat yang bagus? Ya harus di budget-in lah.
Ada jatah tabungan, ada jatah buat travelling.. ada jatah buat shopping.. ada jatah buat nonton bioskop dan makan-makan, dan jatah lainnya..
Jadi ga ada uang yang saling menggangu satu sama lainnya kan?
Oke, Balik lagi ke benang merah cerita.
Di beberapa bulan kemudian setelah ulang tahun saya,
Tepatnya di bulan Maret tahun 2018 ini,
Doa saya di ulang tahun saya tahun lalu di kabulkan Allah.
Saya di kasi kesempatan buat travelling di 3 zona waktu di indonesia dalam waktu sebulan sekaligus.
Awal Maret (WIT) : honeymoon ke Bali dengan suami. Suami? Eh bentar, ini dateng dateng kok tiba tiba ngomong suami? Kapan nikah nya? Kok ga ada ceritanya? Kok netizen sampe ga tau? Wah wah, ada apa ini? Oke. Oke, saya belum cerita tentang perjalanan wedding preparation, hati yang kadang tak menentu menuju pendaftaran ke KUA, cobaan-cobaan menuju #NuRanHalal2018, dan cerita saat hari baraleknya. Next akan saya cerita di postingan berikutnya, so stay tune yah netizen! *lambai lambai tangan*
Pertengahan Maret (WIB) : Ada kerjaan di Bandung dan outing kantor di Jogja. Bandung? Ahhh saya sangat cinta sekali dengan kota ini melebihi kota kelahiran saya sendiri. Dulu sekali punya cita-cita bisa punya rumah di daerah bandung karna cuaca nya adem banget, suasananya enak, biaya hidup nya engga mahal, pokoknya dalam kamus saya engga ada kata tidak deh kalo buat Bandung. Pokoknya akan selalu Yess kalo di suruh ke Bandung. Sedangkan Jogja? Saya juga suka dengan kota ini, tenang, tak banyak hiruk pikuk seperti di kota metropolitan. Untuk hidup atau tinggal di kota ini juga sepertinya menyenangkan. Saya juga udah sering sekali ke Jogja kadang untuk travelling atau hadiri wisuda adik-adik saya yang cowok, jadi tak ada kesan buruk dari saya untuk kota sehangat ini. Dan outing kantor di kota ini bukanlah hal yang membosankan, justru menyenangkan dan heboh banget! Unpredictable moment dan gokil banget outingnya, guys!
Akhir Maret (WIT) : ketemu suami di Jayapura. Seumur hidup saya, saya tak pernah berfikir untuk menginjakkan kaki ke daerah Timur di Indonesia. Kenapa? Pertama : Karena saya tidak punya keluarga yang ada di sana. Kedua : kalo mau travelling ke daerah sana itu jaauuuuh banget shaay, jadi dulu berfikiran ya memang belum ada rencana menginjakkan kaki di Indonesia bagian timur. Ternyata Allah Maha Berkehendak. Suami saya justru putra daerah di Sorong dan mertua saya pun tinggal di Sorong. So,kedepannya saya pasti akan akan sering datang dan travelling ke daerah Timur. Pengalaman pertama ke daerah ini gimana? Agak parno. Kenapa? Karena ini pengalaman pertama saya berpergian sendirian, tempatnya jauh dan ada di udara selama 7jam dalam pesawat sendiri (ga sama keluarga ataupun temen).
Perasaannya gimana? Degdegser sih dan saya sampe nanya ke suami "aku gpp naik maskapai ini? aku ga pake asuransi gpp? aku blabla.. blabla..." saking parno nya.
Dan waktu nunggu di Soeta, saya kenalan dengan seseorang yang dia juga baru pertama kali ke Jayapura karena dapet surat tugas kerja di jayapura. Alhasil kami berdua hidup senasib sepenanggungan di pesawat.Untungnya ada temen ngobrol dan senasib lah ya..
Sebelum Boarding Pass.
Sebut saja Mawar : "mba ke Jayapura kerja?"
Me : "oh, engga. Mau ketemu suami"
Mawar : "Oh udah lama yang ga ketemu suaminya?"
Me : "Nggg, ga lama juga sih ketemunya. Kan baru nikahnya awal maret kemarin"
Mawar : "Eh mba udah nikah yah? Lah emank umurnya berapa?"
Me : "tebak, dari muka kyak gini kira-kira umur aku berapa?" - jawaban yang selalu saya kasi tiap orang nanya umur
Mawar : "sekitar 24 atau 25 sih paling"
Me : "HAHHAHAHA, saya udah tua. 3 Tahun lagi mau 30 tahun nih" - ini tumben banget ngaku tua biasa menolak tua banget.
Mawar : "Lah, masa? kok jadi malah saya yang keliatan lebih tua dari mba? umur saya malah 24"
Di Ruang Tunggu.
Sebut saja Alfonzo : "Mba mau kemana?"
Mawar : "Ke Jayapura mas"
Alfonzo : "Kerja?"
Mawar : "Iya, mas"
Alfonzo : "Itu temennya kerja juga mba?"
Mawar : "Oh, dia mah engga kerja mas. Main aja ke Jayapura"
Alfonzo : "Main sendirian gitu? Ga takut emank?"
Mawar : "Ga lah, masa takut. Kan ada suami nya di sana"
Alfonzo : "Oh udah punya suami"
Di Dalam Pesawat.
Sebut saja Tukimin : "Dek, mau kemana?"
Me : "Ke Jayapura pak"
Tukimin : "Kerja?"
Me : "Oh, engga pak, ketemu suami"
Tukimin : "Oh, saya pikir kerja, soalnya mukanya pendatang gitu"
Me : "Hehehe"
Jadi perjalanan jauh saya menembus zona waktu ini ga terlalu membosankan lah, Karna ya itu ada aja pasti nemu hal-hal atau kejadian ya begitulah..
Over all, I really enjoy my trip!
Karena sudah memasuki bulan mei, kita stop dulu puitis-puitis dan melankolisnya.
Nanti dilanjutin lagi puitis-puitis melankolisnya kalo mood sedih dan
So, silakan nyimak yah.
Jadi,
Ulang tahun saya tahun lalu, tepatnya di tahun 2017.
Saya pernah meminta seperti ini :
Tahun lalu itu saya sedikit sekali pergi travelling.
Kenapa?
Karena ada kerjaan,
Karena ada urusan keluarga yang ga bisa di tinggal,
Karena ada duit sih cuma waktunya yang ga PAS gitu,
Karena ada hati juga yang tiba-tiba ga stabil macem kondisi perekonomian *halaahh
Jadi jatah saya travelling bisa di hitung pake jari dalam setahun itu.
Kalau kata temen-temen saya "Rani = Travelling, ya sama lah kek hidupnya dia itu"
Saya suka sekali dengan travelling.
Mungkin efek punya tahi lalat di kaki, dan kata orang kalo punya tahi lalat di kaki itu tanda nya ga bisa diam, kerjaan nya jalan terus, kesana-kemari.
Tapi,
1 Hal yang pasti, kalau saya itu paling ga suka travelling sendirian.
Saya ga suka kemana-mana sendiri.
Jadi, Kalau pun travelling pasti ada partner nya.
Balik lagi tentang travelling,
Travelling itu termasuk dalam ritual "recovery mood" buat saya.
Dari istilah nya aja yang udah sok-sokan ke barat-baratan udah tau donk artinya apa?
Kenapa recovery mood?
Karena kita udah cape saharian kerja,
Hadapin jalanan yang semrawut entah macam apa,
Hadapin mood orang-orang yang ga tentu,
Ada masalah dari mana aja.
Kemudian mood kita juga tak selamanya lagi bagus.
Dan agar saya bisa tetap "waras" dan "(hati) saya baik baik saja" saya butuh recovery mood ini.
Menurut saya, kita perlu self rewards untuk diri kita sendiri atas semua yang sudah kita lakukan dan terjadi entah bentuknya seperti apa, yang jelas setiap orang pasti akan beda-beda.
Kalo saya, salah satu "recovery mood" dan self reward saya ya itu tadi : Travelling.
Lalu netizen berkomentar :
"Tapi kan travelling buang-buang uang, ga pernah saving buat masa depan donk?"
"Terus nanti apa manfaat nya tiap kerja uang nya di buang buat travelling gitu..?"
"Blabla.. .. blablaa.."
Untungnya saya adalah orang yang tau diri.
Mau jalan-jalan ke tempat yang bagus? Ya harus di budget-in lah.
Ada jatah tabungan, ada jatah buat travelling.. ada jatah buat shopping.. ada jatah buat nonton bioskop dan makan-makan, dan jatah lainnya..
Jadi ga ada uang yang saling menggangu satu sama lainnya kan?
Oke, Balik lagi ke benang merah cerita.
Di beberapa bulan kemudian setelah ulang tahun saya,
Tepatnya di bulan Maret tahun 2018 ini,
Doa saya di ulang tahun saya tahun lalu di kabulkan Allah.
Saya di kasi kesempatan buat travelling di 3 zona waktu di indonesia dalam waktu sebulan sekaligus.
Awal Maret (WIT) : honeymoon ke Bali dengan suami. Suami? Eh bentar, ini dateng dateng kok tiba tiba ngomong suami? Kapan nikah nya? Kok ga ada ceritanya? Kok netizen sampe ga tau? Wah wah, ada apa ini? Oke. Oke, saya belum cerita tentang perjalanan wedding preparation, hati yang kadang tak menentu menuju pendaftaran ke KUA, cobaan-cobaan menuju #NuRanHalal2018, dan cerita saat hari baraleknya. Next akan saya cerita di postingan berikutnya, so stay tune yah netizen! *lambai lambai tangan*
Pertengahan Maret (WIB) : Ada kerjaan di Bandung dan outing kantor di Jogja. Bandung? Ahhh saya sangat cinta sekali dengan kota ini melebihi kota kelahiran saya sendiri. Dulu sekali punya cita-cita bisa punya rumah di daerah bandung karna cuaca nya adem banget, suasananya enak, biaya hidup nya engga mahal, pokoknya dalam kamus saya engga ada kata tidak deh kalo buat Bandung. Pokoknya akan selalu Yess kalo di suruh ke Bandung. Sedangkan Jogja? Saya juga suka dengan kota ini, tenang, tak banyak hiruk pikuk seperti di kota metropolitan. Untuk hidup atau tinggal di kota ini juga sepertinya menyenangkan. Saya juga udah sering sekali ke Jogja kadang untuk travelling atau hadiri wisuda adik-adik saya yang cowok, jadi tak ada kesan buruk dari saya untuk kota sehangat ini. Dan outing kantor di kota ini bukanlah hal yang membosankan, justru menyenangkan dan heboh banget! Unpredictable moment dan gokil banget outingnya, guys!
Akhir Maret (WIT) : ketemu suami di Jayapura. Seumur hidup saya, saya tak pernah berfikir untuk menginjakkan kaki ke daerah Timur di Indonesia. Kenapa? Pertama : Karena saya tidak punya keluarga yang ada di sana. Kedua : kalo mau travelling ke daerah sana itu jaauuuuh banget shaay, jadi dulu berfikiran ya memang belum ada rencana menginjakkan kaki di Indonesia bagian timur. Ternyata Allah Maha Berkehendak. Suami saya justru putra daerah di Sorong dan mertua saya pun tinggal di Sorong. So,kedepannya saya pasti akan akan sering datang dan travelling ke daerah Timur. Pengalaman pertama ke daerah ini gimana? Agak parno. Kenapa? Karena ini pengalaman pertama saya berpergian sendirian, tempatnya jauh dan ada di udara selama 7jam dalam pesawat sendiri (ga sama keluarga ataupun temen).
Perasaannya gimana? Degdegser sih dan saya sampe nanya ke suami "aku gpp naik maskapai ini? aku ga pake asuransi gpp? aku blabla.. blabla..." saking parno nya.
Dan waktu nunggu di Soeta, saya kenalan dengan seseorang yang dia juga baru pertama kali ke Jayapura karena dapet surat tugas kerja di jayapura. Alhasil kami berdua hidup senasib sepenanggungan di pesawat.Untungnya ada temen ngobrol dan senasib lah ya..
Sebelum Boarding Pass.
Sebut saja Mawar : "mba ke Jayapura kerja?"
Me : "oh, engga. Mau ketemu suami"
Mawar : "Oh udah lama yang ga ketemu suaminya?"
Me : "Nggg, ga lama juga sih ketemunya. Kan baru nikahnya awal maret kemarin"
Mawar : "Eh mba udah nikah yah? Lah emank umurnya berapa?"
Me : "tebak, dari muka kyak gini kira-kira umur aku berapa?" - jawaban yang selalu saya kasi tiap orang nanya umur
Mawar : "sekitar 24 atau 25 sih paling"
Me : "HAHHAHAHA, saya udah tua. 3 Tahun lagi mau 30 tahun nih" - ini tumben banget ngaku tua biasa menolak tua banget.
Mawar : "Lah, masa? kok jadi malah saya yang keliatan lebih tua dari mba? umur saya malah 24"
Di Ruang Tunggu.
Sebut saja Alfonzo : "Mba mau kemana?"
Mawar : "Ke Jayapura mas"
Alfonzo : "Kerja?"
Mawar : "Iya, mas"
Alfonzo : "Itu temennya kerja juga mba?"
Mawar : "Oh, dia mah engga kerja mas. Main aja ke Jayapura"
Alfonzo : "Main sendirian gitu? Ga takut emank?"
Mawar : "Ga lah, masa takut. Kan ada suami nya di sana"
Alfonzo : "Oh udah punya suami"
Di Dalam Pesawat.
Sebut saja Tukimin : "Dek, mau kemana?"
Me : "Ke Jayapura pak"
Tukimin : "Kerja?"
Me : "Oh, engga pak, ketemu suami"
Tukimin : "Oh, saya pikir kerja, soalnya mukanya pendatang gitu"
Me : "Hehehe"
Jadi perjalanan jauh saya menembus zona waktu ini ga terlalu membosankan lah, Karna ya itu ada aja pasti nemu hal-hal atau kejadian ya begitulah..
Over all, I really enjoy my trip!
Saya ga pernah menyangka bisa travelling seperti ini.
Alhamdulillah.
Alhamdulillah.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
kamu dustakan?
kamu dustakan?
Jadi, di ulang tahun yang sebentar lagi mau berdoa minta tentang apa ran?
by
Rhanie
- Senin, April 30, 2018
tak perlu banyak kata,
cukup aku rindu sekali sudah bisa mewakili semua nya.
bahkan semesta pun mengerti.
by
Rhanie
- Minggu, April 29, 2018
Goresan 1,
Goresan 2,
Goresan 3,
Goresan demi goresan,
Ah, mungkin kalo goresan ini di kumpulkan,
bisa dibuat untuk membangun sebuah kebahagiaan yang sangat besar.
Maka, kumpulkan lah!
by
Rhanie
- Minggu, April 29, 2018
Apa yang lebih menyakitkan dari tertusuk?
Menahan penuhnya rindu yang menyesak di dada.
by
Rhanie
- Selasa, April 17, 2018
Perasaan kesepian sesudah keramaian.
Ah, I feel it!
To be honest,
I hate that feeling.
Seriously,
I hate it
by
Rhanie
- Sabtu, April 14, 2018
02:00 am
Ku pikir waktu akan berjalan 2x lebih cepat dari biasanya.
Ternyata,
Tidak.
Ia malah melambat 5x lebih lambat dari waktu semestinya.
Kecewa?
Pasti.
Lalu,
Kapan waktu 2x lebih cepat itu akan segera tiba?
Aku lelah harus menunggu waktu yang berjalan mundur ini.
Mohon segera lah.
Aku masih menunggu.
Ku pikir waktu akan berjalan 2x lebih cepat dari biasanya.
Ternyata,
Tidak.
Ia malah melambat 5x lebih lambat dari waktu semestinya.
Kecewa?
Pasti.
Lalu,
Kapan waktu 2x lebih cepat itu akan segera tiba?
Aku lelah harus menunggu waktu yang berjalan mundur ini.
Mohon segera lah.
Aku masih menunggu.
by
Rhanie
- Kamis, April 12, 2018
Saya adalah tipikal orang yang susah mengungkapkan bagaimana perasaan saya saat ini,
Apa yang sedang saya rasakan saat ini.
Menurut saya,
Yang orang lain harus tau adalah rani is rani.
Ketawa lepas,
Tanpa beban masalah,
Riang.
Maka blog ini adalah kata dari sebenar-benarnya yang saya rasakan.
Apa yang sedang saya rasakan saat ini.
Menurut saya,
Yang orang lain harus tau adalah rani is rani.
Ketawa lepas,
Tanpa beban masalah,
Riang.
Maka blog ini adalah kata dari sebenar-benarnya yang saya rasakan.
Another addicted
by
Rhanie
- Rabu, April 04, 2018
Jadi, selain kamu (eiiits) yang bisa bikin saya addicted itu adalah parfum dan jam tangan.
Lemah bener kalo udah nyium bau wangi-wangian parfum dan udah liat jam tangan.
Dirumah udah entah berapa banyak jam tangan yang ada.
HAHAHA..
Lemah bener kalo udah nyium bau wangi-wangian parfum dan udah liat jam tangan.
Dirumah udah entah berapa banyak jam tangan yang ada.
HAHAHA..