by
Rhanie
- Sabtu, Juni 22, 2019
by
Rhanie
- Kamis, Juni 20, 2019
Ketika kangen sudah mencapai puncaknya,
Lalu, harus bagaimana?
Lalu, harus apa?
Ya, ini memang urusanku.
Orang lain peduli apa?
Perkara rindu ini memang urusanku, aku yang menanggungnya, dan bukan urusan siapapun.
Lalu, harus bagaimana?
Lalu, harus apa?
Ya, ini memang urusanku.
Orang lain peduli apa?
Perkara rindu ini memang urusanku, aku yang menanggungnya, dan bukan urusan siapapun.
pada ribuan kilometer jarak,
ku pertahankan rindu ku
tertanda,
fs
by
Rhanie
- Selasa, Mei 21, 2019
Mungkin saya lupa bagaimana
rasanya tertawa lepas terbahak-bahak
tanpa beban.
by
Rhanie
- Rabu, Mei 01, 2019
Mei 2019.
No hope.
No wish.
Semuanya sudah hancur, rusak.
Mari lanjutkan takdir yang sudah berjalan.
Yang harus terjadi, terjadilah.
Saya sudah tidak peduli.
by
Rhanie
- Kamis, April 11, 2019
Hari ini entah mengapa saya seperti kembali mencium aroma perpisahan.
Aroma yang sama seperti kurang lebih 5 tahun yang lalu.
Saya yang memilih meninggalkan
Iya, saya.
Terdengar egois bukan karena saya yang memilih meninggalkan.
Saya terlalu nyaman.
Saya terlalu nyaman dengan mereka.
Terlalu nyaman dengan tempat ini.
Sampai saya sendiri terlalu terlena dan membuyarkan harapan dan rencana yang selama ini sudah saya susun.
Masih teringat jelas perasaan yang tak menentu di 5 tahun yang lalu.
Bimbang.
Ragu.
Dilema.
Semua jadi satu.
Saya adalah orang yang mampu menjalani waktu dengan orang-orang yang sama selama bertahun-tahun lamanya.
2 tahun 3 bulan saja mampu membuat saya sedih berbulan-bulan.
2 tahun 3 bulan yang mampu membuat saya kadang masih gagal untuk move on.
Apalagi dengan waktu yang 5 tahun lebih ini?
Saya akan meninggalkan team, oh bukan tapi saya akan meninggalkan keluarga saya.
Ada banyak sekali hal yang tak bisa saya lupakan yang sudah terjadi dalam hidup saya selama kurun waktu 5 tahun ini.
Dari A kemudian berubah jadi B.
Dari sedih berubah jadi bahagia.
Dari susah berubah jadi kemudahan.
And so on..
Could I?
Entahlah.
Yang jelas, sedih sendu itu terasa pekat.
Resign itu hanya perkara waktu.
Iya.
Hanya perkara waktu saja.
Karena setiap orang akan resign pada waktunya.
Aroma yang sama seperti kurang lebih 5 tahun yang lalu.
Saya yang memilih meninggalkan
Iya, saya.
Terdengar egois bukan karena saya yang memilih meninggalkan.
Saya terlalu nyaman.
Saya terlalu nyaman dengan mereka.
Terlalu nyaman dengan tempat ini.
Sampai saya sendiri terlalu terlena dan membuyarkan harapan dan rencana yang selama ini sudah saya susun.
Masih teringat jelas perasaan yang tak menentu di 5 tahun yang lalu.
Bimbang.
Ragu.
Dilema.
Semua jadi satu.
Saya adalah orang yang mampu menjalani waktu dengan orang-orang yang sama selama bertahun-tahun lamanya.
2 tahun 3 bulan saja mampu membuat saya sedih berbulan-bulan.
2 tahun 3 bulan yang mampu membuat saya kadang masih gagal untuk move on.
Apalagi dengan waktu yang 5 tahun lebih ini?
Saya akan meninggalkan team, oh bukan tapi saya akan meninggalkan keluarga saya.
Ada banyak sekali hal yang tak bisa saya lupakan yang sudah terjadi dalam hidup saya selama kurun waktu 5 tahun ini.
Dari A kemudian berubah jadi B.
Dari sedih berubah jadi bahagia.
Dari susah berubah jadi kemudahan.
And so on..
Could I?
Entahlah.
Yang jelas, sedih sendu itu terasa pekat.
Resign itu hanya perkara waktu.
Iya.
Hanya perkara waktu saja.
Karena setiap orang akan resign pada waktunya.
by
Rhanie
- Senin, April 01, 2019
Ternyata segembira dan sebahagia itu liat strip 2 di TP.
2 kali saya TP dan hasil nya seperti itu.
Telat hampir 2 minggu, dan memang ga biasanya saya telat selama itu.
Dan pas pagi pagi di tanggal 1 april, saya liat ada darah yang saya kira itu adalah flek.
Dan kemudian bisa sesedih dan selemes itu waktu di USG ternyata bukan darah flek tapi haid.
Saya seperti merasa dia memang ada, tapi waktu dokter bilang bukan entahlah rasanya ga karuan.
Temen-temen saya yang melihat TP saya semua mengatakan :
"itu positif ran",
"dulu gw juga memang kayak gitu ran, karna hormon blablabla nya yang belum kuat",
"ga mungkin ran,coba ganti dokter deh"
"coba habis ini lo TP lagi deh, gw ga yakin itu negative"
diantara semua teman saya, cuma ada 1 orang yang memarahi saya waktu saya sedih saya bilang saya haid.
"lo udah gw bilang jeh jangan byk pikiran. harus happy. jangan stress. lo pasti banyak pikiran kan makanya jadi kayak gini deh. jangan ngeyel kenapa sih!"
"Langkah, rejeki, maut itu di tangan Allah. Kalo Allah udah berkehendak semuanya gampang apa aja bisa terjadi. Ambil hikmahnya" - Kalimat yang selalu papi saya ulang ulang setiap kali dia melihat saya sedih.
Sedih?
Sangat.
Sepanjang perjalanan pulang saya ga bisa berhenti menangis.
Ternyata sesedih itu rasanya.
Mungkin Allah punya maksud agar saya harus perbaiki diri saya terlebih dahulu, menjauhi segala hal yang bisa menimbulkan dosa, agar saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kelak ketika DIA di titipkan dan lahir ke dunia, saya sudah cukup mempunyai bekal umtuk mendidik dan merawatnya.
2 kali saya TP dan hasil nya seperti itu.
Telat hampir 2 minggu, dan memang ga biasanya saya telat selama itu.
Dan pas pagi pagi di tanggal 1 april, saya liat ada darah yang saya kira itu adalah flek.
Dan kemudian bisa sesedih dan selemes itu waktu di USG ternyata bukan darah flek tapi haid.
Saya seperti merasa dia memang ada, tapi waktu dokter bilang bukan entahlah rasanya ga karuan.
Temen-temen saya yang melihat TP saya semua mengatakan :
"itu positif ran",
"dulu gw juga memang kayak gitu ran, karna hormon blablabla nya yang belum kuat",
"ga mungkin ran,coba ganti dokter deh"
"coba habis ini lo TP lagi deh, gw ga yakin itu negative"
diantara semua teman saya, cuma ada 1 orang yang memarahi saya waktu saya sedih saya bilang saya haid.
"lo udah gw bilang jeh jangan byk pikiran. harus happy. jangan stress. lo pasti banyak pikiran kan makanya jadi kayak gini deh. jangan ngeyel kenapa sih!"
"Langkah, rejeki, maut itu di tangan Allah. Kalo Allah udah berkehendak semuanya gampang apa aja bisa terjadi. Ambil hikmahnya" - Kalimat yang selalu papi saya ulang ulang setiap kali dia melihat saya sedih.
Sedih?
Sangat.
Sepanjang perjalanan pulang saya ga bisa berhenti menangis.
Ternyata sesedih itu rasanya.
Mungkin Allah punya maksud agar saya harus perbaiki diri saya terlebih dahulu, menjauhi segala hal yang bisa menimbulkan dosa, agar saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kelak ketika DIA di titipkan dan lahir ke dunia, saya sudah cukup mempunyai bekal umtuk mendidik dan merawatnya.
by
Rhanie
- Minggu, Maret 31, 2019
Ga bisa tidur.
Lagi pengen nulis,
Lagi pengen nulis,
Tapi entah kenapa blank.
Ga tau mau tulis apa.
Ga tau mau tulis apa.
Ga ada ide.
Tetiba ketemu postingan ini.
Pernikahan itu
by
Rhanie
- Sabtu, Maret 16, 2019
Pernikahan itu tidak mudah.
Semua tentang komitmen, kepercayaan, kesetiaan, menurunkan ego, mengalah, perbanyak sabar, memaklumi untuk segala hal sepele, saling mengingatkan, mitra dalam beribadah, dan belajar bersama sama mengumpulkan pahala dalam rumah tangga.
Semua itu pasti akan di ulang ulang terus siklus nya dalam kamu berumah tangga.
Rumah tanggga itu saling.
Kamu ga bisa jalan sendirian.
Kamu ga bisa mengalah sendiri.
Kamu ga bisa cuma mau di dengarkan tanpa mendengar.
Kamu ga bisa menanggung sakit kepala sendirian.
Kamu ga bisa berjuang sendiri.
Dan
Kamu ga bisa mencintai sendiri.
Harus saling, harus dua arah.
Rumah tangga itu team.
Kalau salah satu jatuh, harus ada yang memberikan tangannya untuk menolong.
Kalau ada yang kurang, yang satu lagi membantu menutupi kurang nya.
Itulah kenapa orang lain selalu melihat pasangan yang sempurna karna didalamnya ada kerja team yang saling menutupi kekurangan dengan kelebihan pasangannya.
Pernikahan itu memang tidak mudah.
Tapi,
Pernikahan yang baik dan sempurna pasti bisa terjadi dengan segala usaha terbaik yang mereka lakukan untuk pernikahan mereka sendiri.
Semua tentang komitmen, kepercayaan, kesetiaan, menurunkan ego, mengalah, perbanyak sabar, memaklumi untuk segala hal sepele, saling mengingatkan, mitra dalam beribadah, dan belajar bersama sama mengumpulkan pahala dalam rumah tangga.
Semua itu pasti akan di ulang ulang terus siklus nya dalam kamu berumah tangga.
Rumah tanggga itu saling.
Kamu ga bisa jalan sendirian.
Kamu ga bisa mengalah sendiri.
Kamu ga bisa cuma mau di dengarkan tanpa mendengar.
Kamu ga bisa menanggung sakit kepala sendirian.
Kamu ga bisa berjuang sendiri.
Dan
Kamu ga bisa mencintai sendiri.
Harus saling, harus dua arah.
Rumah tangga itu team.
Kalau salah satu jatuh, harus ada yang memberikan tangannya untuk menolong.
Kalau ada yang kurang, yang satu lagi membantu menutupi kurang nya.
Itulah kenapa orang lain selalu melihat pasangan yang sempurna karna didalamnya ada kerja team yang saling menutupi kekurangan dengan kelebihan pasangannya.
Pernikahan itu memang tidak mudah.
Tapi,
Pernikahan yang baik dan sempurna pasti bisa terjadi dengan segala usaha terbaik yang mereka lakukan untuk pernikahan mereka sendiri.
Marriage is a commitment for life.
It is a permanent, lifelong relationship.
Remember about that.
by
Rhanie
- Jumat, Maret 15, 2019
by
Rhanie
- Kamis, Maret 14, 2019
Kamu, tau engga apa yang sebenarnya aku mau?
by
Rhanie
- Senin, Maret 04, 2019
4 maret 2019
Terima Kasih sudah merusak semuanya.
Saya KECEWA, Saya PATAH HATI.
Terima Kasih
by
Rhanie
- Minggu, Februari 24, 2019
Kadang,
Ada orang yang diciptakan memang bukan untuk mengerti semua pengorbanaan yang udah kita lakukan.
Ada orang yang diciptakan memang bukan untuk mengerti semua pengorbanaan yang udah kita lakukan.
Bahagia dengan orang begitu?
by
Rhanie
- Selasa, Januari 15, 2019
2019
Minggu kedua bulan januari di awal tahun 2019.
Jadi, tahun ini punya resolusi apa?
Jadi, tahun ini berharap apa?
Entahlah.
My mind is blank for the resolution in this year.
Semoga Segala Sedih Dan Kecewa Semakin Dikurang kurangi
DAN
Semoga Segala Bahagia Semakin Ditambah Dan Dilipat Gandakan Lagi.
Aamiin
by
Rhanie
- Jumat, November 30, 2018
November 2018.
Bulan ini,
Tepat saya 7 tahun jadi Software Quality Assurance/IT Tester/QA Tester/IT Quality Assurance/ Tukang Testing/Tukang cari cari kesalahan para developer atau programmer. HAHAHA.
Ga berasa yah udah selama itu.
Masih inget jelas,
Dulu setiap interview waktu di tanya "kok mau jadi QA?"
atau
"Lo ga mau gw tempatin di team Bussiness Analyst aja ran?"
Pasti jawabannya :
"Ga dulu deh, masih suka cari cari kesalahan developer" - Ini adalah jawaban template saya kalo ditanya siapapun yang interview atau saat evaluasi dengan asman (asisten manager) dulu.
Dulu,
Waktu jadi asdos (asisten dosen) di kampus D3, saya pernah ngoding.
Hasilnya?
Besoknya langsung demam.
Ini serius.
Sejak saat itu, saya tau diri kalo passion saya memang bukan jadi tukang buat program.
Lanjut kerja di kantor pertama,
Saya pernah jadi "manusia setengah koding" alias bermain main dengan query sql.
Hasilnya?
Ada kemajuan nih, ga demam kayak saya di suruh ngoding dikampus dulu sih,
Tapi,
Ya sebatas jalanin aja cuma ga begitu passion.
Semacam ga ada feel apapun.
Saya bisa sih kerja di dunia query Alhamdulillah ga ada masalah, cuma entahlah I didn't feel something special with query.
Mungkin, semacam jalanin pacaran dengan seseorang tapi ga ada perasaan sama sekali dengan orang itu. Halaah,kenapa jadi perumpamaan ke percintaan.
LANJOOOOT.
Jadi, beberapa bulan setelah probabation,
Saya mencoba dunia baru yaitu IT Tester.
Hasilnya?
Ga berasa udah hampir 7 tahun saya ada di dunia ini.
Dan akhirnya, saya tau dimana passion saya sebenarnya.
Sebenernya ada banyak hal yang masih perlu saya ulik lagi tentang dunia testing.
Karena, saya pengen bener-bener expert di dunia testing sebelum move ke posisi berikutnya.
Kurang afdol aja rasanya, kalo cuma bisa expert testing di dunia banking saja.
Atau
Cuma bisa expert testing di dunia web based saja.
Saya pengen expert testing di semua sektor bisnis entah itu banking, atau mobile atau web based.
Walaupun kadang bosen,
Walaupun kadang udah tau dimana titik salah nya,
Walaupun melakukan prosedur testing yang itu itu lagi..
Walaupun kadang ada aja jenuhnya,
Walaupun kadang ribet dengan segala detail testing yang harus di jalanin,
Tapi bukan nya kalo udah cinta mati tetap aja akan betah dan bertahan dengan dunia itu?
Sama aja kayak di dunia percintaan kan?
Halaah, jadi balik lagi kan ke masalah percintaan.
Bulan ini,
Tepat saya 7 tahun jadi Software Quality Assurance/IT Tester/QA Tester/IT Quality Assurance/ Tukang Testing/Tukang cari cari kesalahan para developer atau programmer. HAHAHA.
Ga berasa yah udah selama itu.
Masih inget jelas,
Dulu setiap interview waktu di tanya "kok mau jadi QA?"
atau
"Lo ga mau gw tempatin di team Bussiness Analyst aja ran?"
Pasti jawabannya :
"Ga dulu deh, masih suka cari cari kesalahan developer" - Ini adalah jawaban template saya kalo ditanya siapapun yang interview atau saat evaluasi dengan asman (asisten manager) dulu.
Dulu,
Waktu jadi asdos (asisten dosen) di kampus D3, saya pernah ngoding.
Hasilnya?
Besoknya langsung demam.
Ini serius.
Sejak saat itu, saya tau diri kalo passion saya memang bukan jadi tukang buat program.
Lanjut kerja di kantor pertama,
Saya pernah jadi "manusia setengah koding" alias bermain main dengan query sql.
Hasilnya?
Ada kemajuan nih, ga demam kayak saya di suruh ngoding dikampus dulu sih,
Tapi,
Ya sebatas jalanin aja cuma ga begitu passion.
Semacam ga ada feel apapun.
Saya bisa sih kerja di dunia query Alhamdulillah ga ada masalah, cuma entahlah I didn't feel something special with query.
Mungkin, semacam jalanin pacaran dengan seseorang tapi ga ada perasaan sama sekali dengan orang itu. Halaah,kenapa jadi perumpamaan ke percintaan.
LANJOOOOT.
Jadi, beberapa bulan setelah probabation,
Saya mencoba dunia baru yaitu IT Tester.
Hasilnya?
Ga berasa udah hampir 7 tahun saya ada di dunia ini.
Dan akhirnya, saya tau dimana passion saya sebenarnya.
Sebenernya ada banyak hal yang masih perlu saya ulik lagi tentang dunia testing.
Karena, saya pengen bener-bener expert di dunia testing sebelum move ke posisi berikutnya.
Kurang afdol aja rasanya, kalo cuma bisa expert testing di dunia banking saja.
Atau
Cuma bisa expert testing di dunia web based saja.
Saya pengen expert testing di semua sektor bisnis entah itu banking, atau mobile atau web based.
Walaupun kadang bosen,
Walaupun kadang udah tau dimana titik salah nya,
Walaupun melakukan prosedur testing yang itu itu lagi..
Walaupun kadang ada aja jenuhnya,
Walaupun kadang ribet dengan segala detail testing yang harus di jalanin,
Tapi bukan nya kalo udah cinta mati tetap aja akan betah dan bertahan dengan dunia itu?
Sama aja kayak di dunia percintaan kan?
Halaah, jadi balik lagi kan ke masalah percintaan.
I love my job whatever the situation.
Saya ga tau sampai kapan akan ada di posisi ini.
Saya tau, cepat atau lambat waktu "pensiun" itu akan tiba.
Selagi masih ada waktu untuk menyalurkan passion saya,
Enjoy dengan segala keriweuhan nya!
by
Rhanie
- Kamis, November 15, 2018
Saya sudah tau akhirnya akan seperti apa.
Dan
Sebenernya saya memang sudah tau seperti apa keputusannya.
Lalu,
Mengapa masih berpura-pura untuk tetap optimis?
Mengapa masih berpura-pura semua baik-baik saja?
Mengapa harus berpura-pura semua akan sesuai yang di harapkan?
Jujur,
Harapan yang sudah saya bangun selama ini hancur begitu saja.
Sepertinya memang percuma berharap terlalu jauh.
Saya bukanlah orang yang mudah sekali kecewa.
Tapi kali ini,
Ah sudahlah,Andai saja kalau........................
Dan
Sebenernya saya memang sudah tau seperti apa keputusannya.
Lalu,
Mengapa masih berpura-pura untuk tetap optimis?
Mengapa masih berpura-pura semua baik-baik saja?
Mengapa harus berpura-pura semua akan sesuai yang di harapkan?
Jujur,
Harapan yang sudah saya bangun selama ini hancur begitu saja.
Sepertinya memang percuma berharap terlalu jauh.
Saya bukanlah orang yang mudah sekali kecewa.
Tapi kali ini,
Ah sudahlah,Andai saja kalau........................
by
Rhanie
- Sabtu, Oktober 27, 2018
Perjalanan masih panjang,
Masih banyak yang harus diperbaiki untuk menjadi istri yang lebih baik lagi.
Masih banyak yang harus diperbaiki untuk menjadi istri yang lebih baik lagi.
by
Rhanie
- Sabtu, Oktober 20, 2018
Just a simple word ketika di ucapkan,
Tapi entah mengapa mampu membuat perasaan saya jadi terjun bebas sampai ke dasar relung hati.
Tapi entah mengapa mampu membuat perasaan saya jadi terjun bebas sampai ke dasar relung hati.
I love you !
"Kapan punya anaknya kalo gitu?"
by
Rhanie
- Sabtu, Agustus 18, 2018
"Kapan punya anaknya kalo gitu?"
ujar salah satu orang kepada saya
Biasa saja.
Iya, biasa saja.
Awalnya saya berfikir seperti itu.
Sesekali memang tidak menyakitkan.
Ternyata,
Lama-kelaman dan dengan frekuensi yang agak sering, pertanyaan itu jadi pikiran dan melukai hati saya.
Tidak seperti pertanyaan dulu yang sering di lontarkan kepada saya "kapan nikah nya sih Ran?"
Kalau pertanyaan ini, saya lebih kuat mental, lebih cuek dan ga begitu peduli dengan pertanyaan orang-orang tentang "kapan nikah?"
Dan tidak ada perasaan kecil hati, sedih atau sensitif sama sekali kalau saya di tanya tentang "kapan nikah?"
Karena dasarnya saya memang cuek sekali (kata hampir semua orang yang kenal dengan saya), dan tidak pernah peduli dengan omongan orang lain.
Dan saya juga bukan tipikal yang gampang sensitif dengan suatu pertanyaan.
Teringat 2 tahun yang lalu, entah karena hal sepele apa yang sebenernya tidak perlu saya permasalahkan tetapi waktu itu saya tiba-tiba sekali sensitif (padahal ga lagi PMS) lalu ada bilang "kamu kok gitu aja sensitif? sejak kapan kamu jadi sensitif begini? selama bertahun tahun aku kenal kamu, kamu bukan tipikal orang yang sensitif kayak gini"
Awalnya memang biasa aja di tanya "udah hamil belum?"
Dan selalu saya jawab "doain donk"
Dan beberapa orang yang bertanya, memang sudah tau kondisi saat ini seperti apa.
Maksud saya, dengan kondisi yang udah mereka ketahui lalu, kenapa mesti menanyakan pertanyaan yang bisa melukai hati orang lain?
Memangnya orang yang bertanya itu berharap dan punya ekspektasi apa dengan kondisi yang sudah diketahuinya?
Belum lagi, kadang yang sedang bertanya tidak tau kondisi mood kita seperti apa, entah lagi baik atau buruk.
Kalau lagi baik, mungkin akan tetap senyum.
Sedangkan
Kalau lagi buruk yang ada kan jadi malah buat sedih orang lain.
Sungguh,
Akhir-akhir ini, saya se-sensitif itu dengan pertanyaan "kapan punya anaknya kalo gitu?"
Percayalah,
Tidak ada satu orang pun yang sudah menikah
tidak mau punya anak.
Semua pasangan yang sudah menikah
pasti ingin mempunyai anak.
Anak itu titipan Tuhan.
Kita sendiri ga pernah tau kapan akan di kasi titipan itu,
lalu mengapa masih bertanya pertanyaan
"kapan punya anaknya?"
Belajarlah menjaga perasaan orang lain,
Bagaimana perasaan mu jika pertanyaan
"kapan punya anak?"
itu juga melukai perasaan adik perempuan
atau
kakak perempuan mu sendiri?
by
Rhanie
- Minggu, Juli 15, 2018
"Ngopi yuk"
Ada chat yang masuk ke ponsel ku. Ku buka chat itu, ku baca. Tapi tidak ku balas.
2 jam kemudian.
"Yuk"
Chat kembali masuk dari orang yang sama.
Mungkin aku memang butuh secangkir kopi untuk meredakan segala hal yang menganggu pikiran ku dan telah membuat hidupku berantakan selama beberapa minggu ini.
"Dimana?" - ku balas chat tersebut
"Di tempat biasa aja, oke yah"
Kemudian tak ku balas lagi chat tersebut.
Orang itu masih dengan watak yang sama.
Muncul dengan sendirinya dan selalu yakin bahwa aku akan mengikuti kemauannya.
Sore itu, tepat jam 17.30 sore seusai office hour.
Ku datangi tempat itu.
Dan orang itu sudah duduk di pojokan meja sana sambil bermain-main dengan ponselnya.
"Udah lama?" - ujarku
"Iyalah, udah dari siang gw tungguin" - ujar dia sambil berusaha melawak agar aku tertawa
Aku hanya tersenyum kecut.
Iya, hanya tersenyum seadanya.
Tidak seperti biasanya yang dengan gampangnya tertawa lepas kalau dia sedang berusaha bergurau.
Ku taruh tas ku, sambil mengambil dompet untuk memesan minuman.
"Mau kemana?" - ujar nya
"Mau pesen, kan gw belum pesen" - ujar ku
"Ga usah, nih udah gw pesenin. Green Tea latte kan?" - di ambilnya minuman yang sejak aku tiba tadi sudah ada di atas meja, lalu di berikan nya padaku.
"Sok tau banget pesenan gw" - ujar ku
"HAHAHA, bukan sok tau. Memang tau dan hafal" - ujarnya
Ah, ternyata green tea latte di tempat ini masih sama rasanya.
Takarannya,
Manisnya,
Semua nya pas.
Sama seperti waktu itu.
"Jadi, ada apa?" - ujarnya
"Ada apa apaan?" - ujarku
"Ada yang ga beres, terlihat kacau. Berantakan" - ujar nya
"Masih kumat lagi sok tau nya?" - ujarku
"Bukan sok tau, tapi memang tau. Sudahlah, tak perlu berpura-pura seolah-olah semuanya baik-baik saja. Lo tak pernah bisa berbohong dari gw" - ujarnya
Diam.
Tak ada statment iya ataupun tidak dariku.
Karena aku yakin, dia pasti tau apa yang sedang terjadi padaku.
Sama seperti kata-katanya tadi.
Iya, aku memang sedang kacau, berantakan, kusut dan binggung.
Semua yang sudah terjadi memang hasil apa yang sudah ku pilih.
Semua yang sudah ku pilih ini adalah hasil dari istikharahku.
Ah, mungkin memang takdirnya seperti ini.
Yasudahlah.
Paling tidak, hari ini aroma green tea latte ini sedikit banyak telah membuatku menjadi lebih tenang.
Terima kasih untuk secangkir green tea latte.
Ada chat yang masuk ke ponsel ku. Ku buka chat itu, ku baca. Tapi tidak ku balas.
2 jam kemudian.
"Yuk"
Chat kembali masuk dari orang yang sama.
Mungkin aku memang butuh secangkir kopi untuk meredakan segala hal yang menganggu pikiran ku dan telah membuat hidupku berantakan selama beberapa minggu ini.
"Dimana?" - ku balas chat tersebut
"Di tempat biasa aja, oke yah"
Kemudian tak ku balas lagi chat tersebut.
Orang itu masih dengan watak yang sama.
Muncul dengan sendirinya dan selalu yakin bahwa aku akan mengikuti kemauannya.
Sore itu, tepat jam 17.30 sore seusai office hour.
Ku datangi tempat itu.
Dan orang itu sudah duduk di pojokan meja sana sambil bermain-main dengan ponselnya.
"Udah lama?" - ujarku
"Iyalah, udah dari siang gw tungguin" - ujar dia sambil berusaha melawak agar aku tertawa
Aku hanya tersenyum kecut.
Iya, hanya tersenyum seadanya.
Tidak seperti biasanya yang dengan gampangnya tertawa lepas kalau dia sedang berusaha bergurau.
Ku taruh tas ku, sambil mengambil dompet untuk memesan minuman.
"Mau kemana?" - ujar nya
"Mau pesen, kan gw belum pesen" - ujar ku
"Ga usah, nih udah gw pesenin. Green Tea latte kan?" - di ambilnya minuman yang sejak aku tiba tadi sudah ada di atas meja, lalu di berikan nya padaku.
"Sok tau banget pesenan gw" - ujar ku
"HAHAHA, bukan sok tau. Memang tau dan hafal" - ujarnya
Ah, ternyata green tea latte di tempat ini masih sama rasanya.
Takarannya,
Manisnya,
Semua nya pas.
Sama seperti waktu itu.
"Jadi, ada apa?" - ujarnya
"Ada apa apaan?" - ujarku
"Ada yang ga beres, terlihat kacau. Berantakan" - ujar nya
"Masih kumat lagi sok tau nya?" - ujarku
"Bukan sok tau, tapi memang tau. Sudahlah, tak perlu berpura-pura seolah-olah semuanya baik-baik saja. Lo tak pernah bisa berbohong dari gw" - ujarnya
Diam.
Tak ada statment iya ataupun tidak dariku.
Karena aku yakin, dia pasti tau apa yang sedang terjadi padaku.
Sama seperti kata-katanya tadi.
Iya, aku memang sedang kacau, berantakan, kusut dan binggung.
Semua yang sudah terjadi memang hasil apa yang sudah ku pilih.
Semua yang sudah ku pilih ini adalah hasil dari istikharahku.
Ah, mungkin memang takdirnya seperti ini.
Yasudahlah.
Paling tidak, hari ini aroma green tea latte ini sedikit banyak telah membuatku menjadi lebih tenang.
Terima kasih untuk secangkir green tea latte.
by
Rhanie
- Senin, Mei 28, 2018
Di setiap sudut kota ini,
Selalu ada cinta,
Selalu ada bahagia,
Dan
Selalu ada cerita.
Terima Kasih sudah bersedia menyembuhkan.
Aku mencintaimu melebihi kota kelahiranku sendiri.
Ah, aku tau yang terlalu itu tidaklah baik.
Namun tak perlu cemas,
Seindah apapun kota lain,
Sejauh apapun aku melangkah ke kota lain,
Aku akan kembali lagi.
with love,
fs