Karena pada hakikatnya, sebesar apa pun pengharapan kita atas sesuatu kita akan kembali lagi ke yang Maha Memiliki segalanya.
Ya Rabb, engkau Maha Mengetahui apa yang ada di dasar lubuk hati ini,
Mohon tolong di teguhkan, kuatkan.
jakarta, sudah di pertengahan tahun.
Ketika kangen sudah mencapai puncaknya,
Lalu, harus bagaimana?
Lalu, harus apa?
Ya, ini memang urusanku.
Orang lain peduli apa?
Perkara rindu ini memang urusanku, aku yang menanggungnya, dan bukan urusan siapapun.
Hari ini entah mengapa saya seperti kembali mencium aroma perpisahan.
Aroma yang sama seperti kurang lebih 5 tahun yang lalu.
Saya yang memilih meninggalkan
Iya, saya.
Terdengar egois bukan karena saya yang memilih meninggalkan.
Saya terlalu nyaman.
Saya terlalu nyaman dengan mereka.
Terlalu nyaman dengan tempat ini.
Sampai saya sendiri terlalu terlena dan membuyarkan harapan dan rencana yang selama ini sudah saya susun.
Masih teringat jelas perasaan yang tak menentu di 5 tahun yang lalu.
Bimbang.
Ragu.
Dilema.
Semua jadi satu.
Saya adalah orang yang mampu menjalani waktu dengan orang-orang yang sama selama bertahun-tahun lamanya.
2 tahun 3 bulan saja mampu membuat saya sedih berbulan-bulan.
2 tahun 3 bulan yang mampu membuat saya kadang masih gagal untuk move on.
Apalagi dengan waktu yang 5 tahun lebih ini?
Saya akan meninggalkan team, oh bukan tapi saya akan meninggalkan keluarga saya.
Ada banyak sekali hal yang tak bisa saya lupakan yang sudah terjadi dalam hidup saya selama kurun waktu 5 tahun ini.
Dari A kemudian berubah jadi B.
Dari sedih berubah jadi bahagia.
Dari susah berubah jadi kemudahan.
And so on..
Could I?
Entahlah.
Yang jelas, sedih sendu itu terasa pekat.
Resign itu hanya perkara waktu.
Iya.
Hanya perkara waktu saja.
Karena setiap orang akan resign pada waktunya.
Ternyata segembira dan sebahagia itu liat strip 2 di TP.
2 kali saya TP dan hasil nya seperti itu.
Telat hampir 2 minggu, dan memang ga biasanya saya telat selama itu.
Dan pas pagi pagi di tanggal 1 april, saya liat ada darah yang saya kira itu adalah flek.
Dan kemudian bisa sesedih dan selemes itu waktu di USG ternyata bukan darah flek tapi haid.
Saya seperti merasa dia memang ada, tapi waktu dokter bilang bukan entahlah rasanya ga karuan.
Temen-temen saya yang melihat TP saya semua mengatakan : "itu positif ran", "dulu gw juga memang kayak gitu ran, karna hormon blablabla nya yang belum kuat", "ga mungkin ran,coba ganti dokter deh" "coba habis ini lo TP lagi deh, gw ga yakin itu negative"
diantara semua teman saya, cuma ada 1 orang yang memarahi saya waktu saya sedih saya bilang saya haid. "lo udah gw bilang jeh jangan byk pikiran. harus happy. jangan stress. lo pasti banyak pikiran kan makanya jadi kayak gini deh. jangan ngeyel kenapa sih!"
"Langkah, rejeki, maut itu di tangan Allah. Kalo Allah udah berkehendak semuanya gampang apa aja bisa terjadi. Ambil hikmahnya" - Kalimat yang selalu papi saya ulang ulang setiap kali dia melihat saya sedih.
Sedih?
Sangat.
Sepanjang perjalanan pulang saya ga bisa berhenti menangis.
Ternyata sesedih itu rasanya.
Mungkin Allah punya maksud agar saya harus perbaiki diri saya terlebih dahulu, menjauhi segala hal yang bisa menimbulkan dosa, agar saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kelak ketika DIA di titipkan dan lahir ke dunia, saya sudah cukup mempunyai bekal umtuk mendidik dan merawatnya.
Pernikahan itu tidak mudah.
Semua tentang komitmen, kepercayaan, kesetiaan, menurunkan ego, mengalah, perbanyak sabar, memaklumi untuk segala hal sepele, saling mengingatkan, mitra dalam beribadah, dan belajar bersama sama mengumpulkan pahala dalam rumah tangga.
Semua itu pasti akan di ulang ulang terus siklus nya dalam kamu berumah tangga.
Rumah tanggga itu saling.
Kamu ga bisa jalan sendirian.
Kamu ga bisa mengalah sendiri.
Kamu ga bisa cuma mau di dengarkan tanpa mendengar.
Kamu ga bisa menanggung sakit kepala sendirian.
Kamu ga bisa berjuang sendiri.
Dan
Kamu ga bisa mencintai sendiri.
Harus saling, harus dua arah.
Rumah tangga itu team.
Kalau salah satu jatuh, harus ada yang memberikan tangannya untuk menolong.
Kalau ada yang kurang, yang satu lagi membantu menutupi kurang nya.
Itulah kenapa orang lain selalu melihat pasangan yang sempurna karna didalamnya ada kerja team yang saling menutupi kekurangan dengan kelebihan pasangannya.
Pernikahan itu memang tidak mudah.
Tapi,
Pernikahan yang baik dan sempurna pasti bisa terjadi dengan segala usaha terbaik yang mereka lakukan untuk pernikahan mereka sendiri.
November 2018.
Bulan ini,
Tepat saya 7 tahun jadi Software Quality Assurance/IT Tester/QA Tester/IT Quality Assurance/ Tukang Testing/Tukang cari cari kesalahan para developer atau programmer. HAHAHA.
Ga berasa yah udah selama itu.
Masih inget jelas,
Dulu setiap interview waktu di tanya "kok mau jadi QA?"
atau "Lo ga mau gw tempatin di team Bussiness Analyst aja ran?"
Pasti jawabannya: "Ga dulu deh, masih suka cari cari kesalahan developer" - Ini adalah jawaban template saya kalo ditanya siapapun yang interview atau saat evaluasi dengan asman (asisten manager) dulu.
Dulu,
Waktu jadi asdos (asisten dosen) di kampus D3, saya pernah ngoding.
Hasilnya?
Besoknya langsung demam.
Ini serius.
Sejak saat itu, saya tau diri kalo passion saya memang bukan jadi tukang buat program.
Lanjut kerja di kantor pertama,
Saya pernah jadi "manusia setengah koding" alias bermain main dengan query sql.
Hasilnya?
Ada kemajuan nih, ga demam kayak saya di suruh ngoding dikampus dulu sih,
Tapi,
Ya sebatas jalanin aja cuma ga begitu passion.
Semacam ga ada feel apapun.
Saya bisa sih kerja di dunia query Alhamdulillah ga ada masalah, cuma entahlah I didn't feel something special with query.
Mungkin, semacam jalanin pacaran dengan seseorang tapi ga ada perasaan sama sekali dengan orang itu. Halaah,kenapa jadi perumpamaan ke percintaan.
LANJOOOOT.
Jadi, beberapa bulan setelah probabation,
Saya mencoba dunia baru yaitu IT Tester.
Hasilnya?
Ga berasa udah hampir 7 tahun saya ada di dunia ini.
Dan akhirnya, saya tau dimana passion saya sebenarnya.
Sebenernya ada banyak hal yang masih perlu saya ulik lagi tentang dunia testing.
Karena, saya pengen bener-bener expert di dunia testing sebelum move ke posisi berikutnya.
Kurang afdol aja rasanya, kalo cuma bisa expert testing di dunia banking saja.
Atau
Cuma bisa expert testing di dunia web based saja.
Saya pengen expert testing di semua sektor bisnis entah itu banking, atau mobile atau web based.
Walaupun kadang bosen,
Walaupun kadang udah tau dimana titik salah nya,
Walaupun melakukan prosedur testing yang itu itu lagi..
Walaupun kadang ada aja jenuhnya,
Walaupun kadang ribet dengan segala detail testing yang harus di jalanin,
Tapi bukan nya kalo udah cinta mati tetap aja akan betah dan bertahan dengan dunia itu?
Sama aja kayak di dunia percintaan kan?
Halaah, jadi balik lagi kan ke masalah percintaan.
I love my job whatever the situation.
Saya ga tau sampai kapan akan ada di posisi ini.
Saya tau, cepat atau lambat waktu "pensiun" itu akan tiba.
Selagi masih ada waktu untuk menyalurkan passion saya,
Saya sudah tau akhirnya akan seperti apa.
Dan
Sebenernya saya memang sudah tau seperti apa keputusannya.
Lalu,
Mengapa masih berpura-pura untuk tetap optimis?
Mengapa masih berpura-pura semua baik-baik saja?
Mengapa harus berpura-pura semua akan sesuai yang di harapkan?
Jujur,
Harapan yang sudah saya bangun selama ini hancur begitu saja.
Sepertinya memang percuma berharap terlalu jauh.
Saya bukanlah orang yang mudah sekali kecewa.
Tapi kali ini,
Ah sudahlah,Andai saja kalau........................