Awalnya saya pikir pertanyaan seperti itu tidak menyakitkan.
Biasa saja.
Iya, biasa saja.
Awalnya saya berfikir seperti itu.
Sesekali memang tidak menyakitkan.
Ternyata,
Lama-kelaman dan dengan frekuensi yang agak sering, pertanyaan itu jadi pikiran dan melukai hati saya.
Tidak seperti pertanyaan dulu yang sering di lontarkan kepada saya "kapan nikah nya sih Ran?"
Kalau pertanyaan ini, saya lebih kuat mental, lebih cuek dan ga begitu peduli dengan pertanyaan orang-orang tentang "kapan nikah?"
Dan tidak ada perasaan kecil hati, sedih atau sensitif sama sekali kalau saya di tanya tentang "kapan nikah?"
Karena dasarnya saya memang cuek sekali (kata hampir semua orang yang kenal dengan saya), dan tidak pernah peduli dengan omongan orang lain.
Dan saya juga bukan tipikal yang gampang sensitif dengan suatu pertanyaan.
Teringat 2 tahun yang lalu, entah karena hal sepele apa yang sebenernya tidak perlu saya permasalahkan tetapi waktu itu saya tiba-tiba sekali sensitif (padahal ga lagi PMS) lalu ada bilang "kamu kok gitu aja sensitif? sejak kapan kamu jadi sensitif begini? selama bertahun tahun aku kenal kamu, kamu bukan tipikal orang yang sensitif kayak gini"
Awalnya memang biasa aja di tanya "udah hamil belum?"
Dan selalu saya jawab"doain donk"
Dan beberapa orang yang bertanya, memang sudah tau kondisi saat ini seperti apa.
Maksud saya, dengan kondisi yang udah mereka ketahui lalu, kenapa mesti menanyakan pertanyaan yang bisa melukai hati orang lain?
Memangnya orang yang bertanya itu berharap dan punya ekspektasi apa dengan kondisi yang sudah diketahuinya?
Belum lagi, kadang yang sedang bertanya tidak tau kondisi mood kita seperti apa, entah lagi baik atau buruk.
Kalau lagi baik, mungkin akan tetap senyum.
Sedangkan
Kalau lagi buruk yang ada kan jadi malah buat sedih orang lain.
Sungguh,
Akhir-akhir ini, saya se-sensitif itu dengan pertanyaan "kapan punya anaknya kalo gitu?"
Percayalah,
Tidak ada satu orang pun yang sudah menikah
tidak mau punya anak.
Semua pasangan yang sudah menikah
pasti ingin mempunyai anak.
Anak itu titipan Tuhan.
Kita sendiri ga pernah tau kapan akan di kasi titipan itu,
Ada chat yang masuk ke ponsel ku. Ku buka chat itu, ku baca. Tapi tidak ku balas.
2 jam kemudian.
"Yuk"
Chat kembali masuk dari orang yang sama.
Mungkin aku memang butuh secangkir kopi untuk meredakan segala hal yang menganggu pikiran ku dan telah membuat hidupku berantakan selama beberapa minggu ini.
"Dimana?" - ku balas chat tersebut
"Di tempat biasa aja, oke yah"
Kemudian tak ku balas lagi chat tersebut.
Orang itu masih dengan watak yang sama.
Muncul dengan sendirinya dan selalu yakin bahwa aku akan mengikuti kemauannya.
Sore itu, tepat jam 17.30 sore seusai office hour.
Ku datangi tempat itu.
Dan orang itu sudah duduk di pojokan meja sana sambil bermain-main dengan ponselnya.
"Udah lama?" - ujarku
"Iyalah, udah dari siang gw tungguin" - ujar dia sambil berusaha melawak agar aku tertawa
Aku hanya tersenyum kecut.
Iya, hanya tersenyum seadanya.
Tidak seperti biasanya yang dengan gampangnya tertawa lepas kalau dia sedang berusaha bergurau.
Ku taruh tas ku, sambil mengambil dompet untuk memesan minuman.
"Mau kemana?" - ujar nya
"Mau pesen, kan gw belum pesen" - ujar ku
"Ga usah, nih udah gw pesenin. Green Tea latte kan?" - di ambilnya minuman yang sejak aku tiba tadi sudah ada di atas meja, lalu di berikan nya padaku.
"Sok tau banget pesenan gw" - ujar ku
"HAHAHA, bukan sok tau. Memang tau dan hafal" - ujarnya
Ah, ternyata green tea latte di tempat ini masih sama rasanya.
Takarannya,
Manisnya,
Semua nya pas.
Sama seperti waktu itu.
"Jadi, ada apa?" - ujarnya
"Ada apa apaan?" - ujarku
"Ada yang ga beres, terlihat kacau. Berantakan" - ujar nya
"Masih kumat lagi sok tau nya?" - ujarku "Bukan sok tau, tapi memang tau. Sudahlah, tak perlu berpura-pura seolah-olah semuanya baik-baik saja. Lo tak pernah bisa berbohong dari gw" - ujarnya
Diam.
Tak ada statment iya ataupun tidak dariku.
Karena aku yakin, dia pasti tau apa yang sedang terjadi padaku.
Sama seperti kata-katanya tadi.
Iya, aku memang sedang kacau, berantakan, kusut dan binggung.
Semua yang sudah terjadi memang hasil apa yang sudah ku pilih.
Semua yang sudah ku pilih ini adalah hasil dari istikharahku.
Ah, mungkin memang takdirnya seperti ini.
Yasudahlah.
Paling tidak, hari ini aroma green tea latte ini sedikit banyak telah membuatku menjadi lebih tenang.
Terima kasih untuk secangkir green tea latte.
Di setiap sudut kota ini,
Selalu ada cinta,
Selalu ada bahagia,
Dan
Selalu ada cerita.
Terima Kasih sudah bersedia menyembuhkan.
Aku mencintaimu melebihi kota kelahiranku sendiri.
Ah, aku tau yang terlalu itu tidaklah baik.
Namun tak perlu cemas,
Seindah apapun kota lain,
Sejauh apapun aku melangkah ke kota lain,
Aku akan kembali lagi.
Welcome may !
Karena sudah memasuki bulan mei, kita stop dulu puitis-puitis dan melankolisnya.
Nanti dilanjutin lagi puitis-puitis melankolisnya kalo mood sedih dan kecewanya dateng *eeehh
Saya mau cerita sedikit tentang salah satu perjalanan hidup saya yang seperti biasalah ga pernah flat dan ada ada aja kejadian unpredictable dan seperti biasa pasti ada adegan absurdnya.
So, silakan nyimak yah.
Jadi,
Ulang tahun saya tahun lalu, tepatnya di tahun 2017.
Saya pernah meminta seperti ini :
Tahun lalu itu saya sedikit sekali pergi travelling.
Kenapa?
Karena ada kerjaan,
Karena ada urusan keluarga yang ga bisa di tinggal,
Karena ada duit sih cuma waktunya yang ga PAS gitu,
Karena ada hati juga yang tiba-tiba ga stabil macem kondisi perekonomian *halaahh
Jadi jatah saya travelling bisa di hitung pake jari dalam setahun itu.
Kalau kata temen-temen saya "Rani = Travelling, ya sama lah kek hidupnya dia itu"
Saya suka sekali dengan travelling.
Mungkin efek punya tahi lalat di kaki, dan kata orang kalo punya tahi lalat di kaki itu tanda nya ga bisa diam, kerjaan nya jalan terus, kesana-kemari.
Tapi,
1 Hal yang pasti, kalau saya itu paling ga suka travelling sendirian.
Saya ga suka kemana-mana sendiri.
Jadi, Kalau pun travelling pasti ada partner nya.
Balik lagi tentang travelling,
Travelling itu termasuk dalam ritual "recovery mood" buat saya.
Dari istilah nya aja yang udah sok-sokan ke barat-baratan udah tau donk artinya apa?
Kenapa recovery mood?
Karena kita udah cape saharian kerja,
Hadapin jalanan yang semrawut entah macam apa,
Hadapin mood orang-orang yang ga tentu,
Ada masalah dari mana aja.
Kemudian mood kita juga tak selamanya lagi bagus.
Dan agar saya bisa tetap "waras" dan "(hati) saya baik baik saja" saya butuh recovery mood ini.
Menurut saya, kita perlu self rewards untuk diri kita sendiri atas semua yang sudah kita lakukan dan terjadi entah bentuknya seperti apa, yang jelas setiap orang pasti akan beda-beda.
Kalo saya, salah satu "recovery mood" dan self reward saya ya itu tadi : Travelling.
Lalu netizen berkomentar : "Tapi kan travelling buang-buang uang, ga pernah saving buat masa depan donk?" "Terus nanti apa manfaat nya tiap kerja uang nya di buang buat travelling gitu..?" "Blabla.. .. blablaa.."
Untungnya saya adalah orang yang tau diri.
Mau jalan-jalan ke tempat yang bagus? Ya harus di budget-in lah.
Ada jatah tabungan, ada jatah buat travelling.. ada jatah buat shopping.. ada jatah buat nonton bioskop dan makan-makan, dan jatah lainnya..
Jadi ga ada uang yang saling menggangu satu sama lainnya kan?
Oke, Balik lagi ke benang merah cerita.
Di beberapa bulan kemudian setelah ulang tahun saya,
Tepatnya di bulan Maret tahun 2018 ini,
Doa saya di ulang tahun saya tahun lalu di kabulkan Allah.
Saya di kasi kesempatan buat travelling di 3 zona waktu di indonesia dalam waktu sebulan sekaligus.
Awal Maret (WIT) : honeymoon ke Bali dengan suami. Suami? Eh bentar, ini dateng dateng kok tiba tiba ngomong suami? Kapan nikah nya? Kok ga ada ceritanya? Kok netizen sampe ga tau? Wah wah, ada apa ini? Oke. Oke, saya belum cerita tentang perjalanan wedding preparation, hati yang kadang tak menentu menuju pendaftaran ke KUA, cobaan-cobaan menuju #NuRanHalal2018, dan cerita saat hari baraleknya. Next akan saya cerita di postingan berikutnya, so stay tune yah netizen! *lambai lambai tangan*
Pertengahan Maret (WIB) : Ada kerjaan di Bandung dan outing kantor di Jogja. Bandung? Ahhh saya sangat cinta sekali dengan kota ini melebihi kota kelahiran saya sendiri. Dulu sekali punya cita-cita bisa punya rumah di daerah bandung karna cuaca nya adem banget, suasananya enak, biaya hidup nya engga mahal, pokoknya dalam kamus saya engga ada kata tidak deh kalo buat Bandung. Pokoknya akan selalu Yess kalo di suruh ke Bandung. Sedangkan Jogja? Saya juga suka dengan kota ini, tenang, tak banyak hiruk pikuk seperti di kota metropolitan. Untuk hidup atau tinggal di kota ini juga sepertinya menyenangkan. Saya juga udah sering sekali ke Jogja kadang untuk travelling atau hadiri wisuda adik-adik saya yang cowok, jadi tak ada kesan buruk dari saya untuk kota sehangat ini. Dan outing kantor di kota ini bukanlah hal yang membosankan, justru menyenangkan dan heboh banget! Unpredictable moment dan gokil banget outingnya, guys!
Akhir Maret (WIT) : ketemu suami di Jayapura. Seumur hidup saya, saya tak pernah berfikir untuk menginjakkan kaki ke daerah Timur di Indonesia. Kenapa? Pertama : Karena saya tidak punya keluarga yang ada di sana. Kedua : kalo mau travelling ke daerah sana itu jaauuuuh banget shaay, jadi dulu berfikiran ya memang belum ada rencana menginjakkan kaki di Indonesia bagian timur. Ternyata Allah Maha Berkehendak. Suami saya justru putra daerah di Sorong dan mertua saya pun tinggal di Sorong. So,kedepannya saya pasti akan akan sering datang dan travelling ke daerah Timur. Pengalaman pertama ke daerah ini gimana? Agak parno. Kenapa? Karena ini pengalaman pertama saya berpergian sendirian, tempatnya jauh dan ada di udara selama 7jam dalam pesawat sendiri (ga sama keluarga ataupun temen).
Perasaannya gimana? Degdegser sih dan saya sampe nanya ke suami "aku gpp naik maskapai ini? aku ga pake asuransi gpp? aku blabla.. blabla..." saking parno nya.
Dan waktu nunggu di Soeta, saya kenalan dengan seseorang yang dia juga baru pertama kali ke Jayapura karena dapet surat tugas kerja di jayapura. Alhasil kami berdua hidup senasib sepenanggungan di pesawat.Untungnya ada temen ngobrol dan senasib lah ya..
Sebelum Boarding Pass. Sebut saja Mawar : "mba ke Jayapura kerja?" Me : "oh, engga. Mau ketemu suami" Mawar : "Oh udah lama yang ga ketemu suaminya?" Me : "Nggg, ga lama juga sih ketemunya. Kan baru nikahnya awal maret kemarin" Mawar : "Eh mba udah nikah yah? Lah emank umurnya berapa?" Me : "tebak, dari muka kyak gini kira-kira umur aku berapa?" - jawaban yang selalu saya kasi tiap orang nanya umur Mawar : "sekitar 24 atau 25 sih paling" Me : "HAHHAHAHA, saya udah tua. 3 Tahun lagi mau 30 tahun nih" - ini tumben banget ngaku tua biasa menolak tua banget. Mawar : "Lah, masa? kok jadi malah saya yang keliatan lebih tua dari mba? umur saya malah 24"
Di Ruang Tunggu. Sebut saja Alfonzo : "Mba mau kemana?" Mawar : "Ke Jayapura mas" Alfonzo : "Kerja?" Mawar : "Iya, mas" Alfonzo : "Itu temennya kerja juga mba?" Mawar : "Oh, dia mah engga kerja mas. Main aja ke Jayapura" Alfonzo : "Main sendirian gitu? Ga takut emank?" Mawar : "Ga lah, masa takut. Kan ada suami nya di sana" Alfonzo : "Oh udah punya suami"
Di Dalam Pesawat. Sebut saja Tukimin : "Dek, mau kemana?" Me : "Ke Jayapura pak" Tukimin : "Kerja?" Me : "Oh, engga pak, ketemu suami" Tukimin : "Oh, saya pikir kerja, soalnya mukanya pendatang gitu" Me : "Hehehe"
Jadi perjalanan jauh saya menembus zona waktu ini ga terlalu membosankan lah, Karna ya itu ada aja pasti nemu hal-hal atau kejadian ya begitulah..
Over all, I really enjoy my trip!
Saya ga pernah menyangka bisa travelling seperti ini.
Alhamdulillah.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
kamu dustakan?
Jadi, di ulang tahun yang sebentar lagi mau berdoa minta tentang apa ran?
Ku pikir waktu akan berjalan 2x lebih cepat dari biasanya.
Ternyata,
Tidak.
Ia malah melambat 5x lebih lambat dari waktu semestinya.
Kecewa?
Pasti.
Lalu,
Kapan waktu 2x lebih cepat itu akan segera tiba?
Aku lelah harus menunggu waktu yang berjalan mundur ini.
Mohon segera lah.
Aku masih menunggu.
Saya adalah tipikal orang yang susah mengungkapkan bagaimana perasaan saya saat ini,
Apa yang sedang saya rasakan saat ini.
Menurut saya,
Yang orang lain harus tau adalah rani is rani.
Ketawa lepas,
Tanpa beban masalah,
Riang.
Maka blog ini adalah kata dari sebenar-benarnya yang saya rasakan.
Jadi, selain kamu (eiiits) yang bisa bikin saya addicted itu adalah parfum dan jam tangan.
Lemah bener kalo udah nyium bau wangi-wangian parfum dan udah liat jam tangan.
Dirumah udah entah berapa banyak jam tangan yang ada.
HAHAHA..
Perhatian-perhatian kecil,
Sikap sederhana yang mampu membuat jantung berdegup lebih kencang,
Pujian-pujian yang spontanitas,
Dan selalu berusaha membahagiakan dengan segala upaya.