Sebelum menyalahkan orang lain, introspeksi diri itu perlu
by
Rhanie
- Sabtu, Desember 03, 2016
"Saya sudah kasi semuanya buat dia. Perhatian saya.. Sayang saya.. Cinta saya. Tapi, dia tetap meninggalkan saya dan memilih yang lain"
Saya hanya tersenyum.
Yang dia ceritakan hanya baik-baiknya menurut dia saja.
Sedangkan yang buruknya?
Tidak ada yang dia ceritakan.
Sepertinya dia tidak menyadari satu hal.
Dibalik baik-baiknya yang sudah dia berikan, mungkin ada beberapa hal buruk yang membuat pasangannya menjadi "tidak betah" sehingga memilih yang lain.
Seperti yang sudah saya katakan di artikel saya sebelumnya, setiap orang pasti punya 2 sisi.
Sisi baik
dan
Sisi buruk.
Memang sebagai pasangan, tugas kita memberikan segala hal yang baik-baik.
Dan tak dapat dipungkiri sifat buruk kita pasti akan muncul dalam sebuah hubungan.
Tapi,
Tugas kita adalah meminimalisir sifat buruk itu dan tetap membuat pasangan kita agar "tetap betah".
Kita memang tak bisa memaksa seseorang untuk "tetap betah" sedangkan sifat kita sendiri yang sudah membuat seseorang itu menjadi tidak betah.
Dan harus saya akui,
Engga semua orang dengan mudahnya akan "betah" dengan sifat buruk seseorang.Balik lagi, bagaimana kita bisa membuat pasangan kita untuk "tetap betah" disaat dia menyadari semua sifat buruk kita.
Bagaimana kalau kondisi di awal tadi kita perjelas seperti ini.
"Saya sudah kasi semuanya buat dia. Perhatian saya" ~> Si pasangan pria tidak ada kabar selama beberapa hari sehingga membuat pasangannya menunggu dengan khawatir.
"Saya sudah kasi semuanya buat dia. Sayang saya" ~> Sebelumnya terjadi pertengkaran diantara mereka dimana pasangan pria nya membentak pasangan perempuannya.
"Saya sudah kasi semuanya buat dia. Cinta saya" ~> Sebelumnya pasangan pria nya berselisih paham dan salah, namun dia tidak berani mengungkapkan salahnya dan membiarkan pasangan perempuannya yang terus menerus meminta maaf. Egois bukan? Bisa dibayangkan orang yang tidak bersalah terus-menerus disuruh minta maaf secara tidak langsung.
Kita memang tak bisa lari dari sifat buruk kita.
Kita juga tak bisa meminta pasangan kita agar terus menerus memaklumi sifat buruk kita.
Yang bisa kita lakukan adalah menguranginya, dan membuat agar pasangan kita "tetap betah" walaupun sudah mengetahui sifat buruk kita.
Tidak ada seorangpun yang dengan gampangnya "tetap betah" dan "tetap tinggal" setelah mengetahui sifat buruk kita.
Percayalah,
Tidak ada seorang pun yang sempurna di dunia ini.
Yang ada hanya seseorang yang punya beberapa sifat buruk tapi bisa dia kendalikan dan minimalisir sifat buruknya itu sendiri sehingga dia selalu terlihat sempurna di mata pasangannya.
Karena orang lain lebih gampang bilang "kamu yang salah"
dibandingkan introspeksi diri sendiri.