Saya tak pernah sebenci ini dengan diri saya sendiri.
Saya adalah tipikal orang yang selalu bangga dengan diri saya.
Selalu percaya diri.
Periang dan juga ceria.
Semua orang tau itu.
Tapi,
Entah sejak kapan saya kehilangan jati diri saya yang dulu.
Entah kenapa sekarang, saya benci sekali dengan diri saya sendiri.
Iya, sebenci itu.
Luka lama saya saja masih belum kering,
Kenapa harus ditambah dengan luka baru lagi di 5 bulan kemudian?
Apa lebih mudah membuat luka untuk saya daripada bikin kebahagiaan buat saya? :(
Apa dosa saya yang tak terhingga,
Makanya saya mendapat balasan menyedihkan seperti ini?
Minggu ini udah terlalu sering sedih,
udah terlalu sering nangis.
Kapan ceria sama riang nya kembali lagi?
Kadang,
Saya rindu dengan diri saya sendiri yang sering ketawa lepas yang ga mikirin problematika kehidupan.
Rani,
Kamu sejak kapan jadi gampang melankolis,
Gampang sedih,
Gampang nangis,
Berhati sensitif,
Penyabar,
Berhenti egois,
Keras kepalanya berkurang,
Jarang tertawa lepas.
Sejak kapan berubah?
Kemana rani yang dulunya cuek,
Kuat mentalnya,
Yang tiap kali patah tumbuh lagi,
Yang jarang sensitif,
Jarang melankolis,
Jarang sedih,
Ga sabaran,
Keras kepala,
Seenak hati,
Dan
Gampang tertawa lepas, sampai sampai temen temen kamu bilang "ketawa mulu sih lu"
00.20 dini hari
Setelah sekian lama dengan gampang bisa langsung ketiduran, dan ga ada adegan susah tidur hari ini entah kenapa mendadak susah tidur.
Do you think too much rani?
Me : kenapa?
Also me : gpp sih
Me : berat?
Also me : sometimes
Me : lalu? Mau bagaimana?
Also me : entah. No solutions. kenapa harus saya?
Me : dunno, mungkin kamu cukup kuat buat handle semua ini. Allah knows you can
Also me : saya?
Me : sudahlah ran, lebih baik kamu perbanyak istirahat, perbanyak senyum dan perbanyak happy. kamu tidak di perkenankan untuk sedih dan stress
Also me : iya
Menulis adalah terapi buat saya.
Terapi agar tetap waras dalam menjalani hidup ini.
Karena menulis bisa meredakan "a bit of my pain".
Saya adalah orang yang ga pernah bisa marah.
Susah sekali.
Maka dari itu,
Kalau saya marah dan ga dilampiaskan saya bisa stuck stress.
Kalau saya lagi stress, pelampiasan saya menulis.
Kalau saya marah atau kesel, pelampiasannya pasti saya akan menulis.
Kalau saya sedih juga pelampiasan saya pasti menulis.
Biar semua stress, kesal dan sedih saya bisa keluar.
Tapi,
Kalau saya bahagia, saya jarang sekali menulis.
Karena biasanya semua hal yang buat saya bahagia cukup saya simpan dalam hati dan pikiran saya bukan untuk di keluarkan sebagai pelampiasan.
Itulah kenapa postingan saya jarang saya tulis tentang hal hal yang bahagia.
Ternyata,
Ketakukan saya waktu itu berlebihan.
Ternyata,
I like this place.
I like the ambience.
I like the team.
I like the rhythm of work.
And I love my job!
Kata orang untuk join kerja "disini" itu susah.
Kata orang saya beruntung.
Kata orang banyak sekali yang iri dengan hidup saya.
Iya.
Begitulah kata mereka.
Cuma,
Semua ada masanya.
You can't selfish right?
Cause life is choice kan?
Karena pada hakikatnya, sebesar apa pun pengharapan kita atas sesuatu kita akan kembali lagi ke yang Maha Memiliki segalanya.
Ya Rabb, engkau Maha Mengetahui apa yang ada di dasar lubuk hati ini,
Mohon tolong di teguhkan, kuatkan.
jakarta, sudah di pertengahan tahun.
Ketika kangen sudah mencapai puncaknya,
Lalu, harus bagaimana?
Lalu, harus apa?
Ya, ini memang urusanku.
Orang lain peduli apa?
Perkara rindu ini memang urusanku, aku yang menanggungnya, dan bukan urusan siapapun.