RFID ( Radio Frequency Identification )

by - Minggu, Juli 18, 2010


ERA biometrik memang kini mulai jadi trend. Pilihannya kian beragam, mulai dari sidik jari, pola wajah, pola suara hingga lapisan iris dari mata. Pemakaiannya sudah meluas ke berbagai hal, khususnya wilayah-wilayah yang sangat sensitif terhadap faktor keamanan. Bahkan, kini sudah mulai dicoba penerapan biometrik dengan cara memasukkan peranti chip elektronika berukuran mikro ke dalam tubuh sebagai pengenal identitas pribadi.

Ini memang bukan mimpi. Sudah ada beberapa orang yang mencoba menanam (implantasi) peranti tersebut ke dalam tubuhnya. Salah satunya adalah Amal Graafstra, seorang teknopreneur yang tinggal di Washington, Amerika Serikat. Kisah implantasinya dimuat dalam majalah IEEE Spectrum edisi Maret 2007. Sebagai implan, digunakanlah peranti berbasiskan radio frequency identification atau lebih dikenal dengan RFID.

Peranti ini terdiri dari dua bagian. Peranti pertama adalah RFID reader yang berfungsi untuk membaca kode-kode dari RFID tag (label ) dan membandingkan dengan yang ada di memori reader. Sedangkan bagian kedua adalah RFID tag yang berfungsi menyimpan kode-kode sebagai pengganti identitas diri. Yang umum digunakan pada proses implantasi ini adalah RFID pasif.







Karena RFID tag dimasukkan ke dalam tubuh, tag tidak mungkin memiliki catu daya sendiri. Sehingga harus ada suplai daya dari luar tubuh. Satu-satunya yang memungkinkan adalah dari RFID reader. Ukuran RFID tag yang ditanamkan ke tubuh manusia umumnya sebesar bulir padi. Salah satu produk RFID tag yang ada saat ini memiliki dimensi panjang 11 milimeter dan diameter 1 milimeter.

RFID tag terdiri dari tiga bagian. Pertama, lapisan pelindung dari benturan maupun proses-proses yang berlangsung di dalam tubuh. Kedua, berupa lilitan antena dan sebuah kapasitor membentuk rangkaian yang beresonansi pada frekuensi tertentu. Antena ini akan menangkap induksi medan elektromagnet dari RFID reader dan mengubahnya menjadi arus sebagai sumber tenaga bagi chip. Ketiga, ID chip yang akan memodulasi arus yang merepresentasikan bit-bit sinyal. Bit-bit sinyal ini berisi kode yang tersimpan di dalam ID chip. Panjang bit sinyal berbeda-beda untuk setiap produsen RFID tag.

RFID reader, yang bisa ditempatkan sebagai pengganti kunci di pintu rumah atau kendaraan, mengeluarkan gelombang radio dan menginduksi RFID tag. Gelombang induksi tersebut berisi password (kata kunci ) dan jika dikenali oleh RFID tag, memori RFID tag (ID chip) akan terbuka. Kemudian RFID tag akan mengirimkan kode yang terdapat di memori ID chip melalui antena yang terpasang di tag. RFID reader akan membandingkan kode yang diterima dengan kode kunci yang tersimpan di RFID reader. Jika sesuai, RFID reader akan membuka kunci pintu. Untuk menghindari usaha penggandaan dan pencurian kode kunci, RFID reader akan membuat kode kunci yang baru. Kode baru ini akan disimpan ke memori RFID reader dan dikirimkan ke RFID tag yang akan disimpan di memori ID chip.

Mengurangi privasi

Terkait dengan pemasangan RFID tag ke dalam tubuh manusia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, mengenai tingkat keamanan RFID tag dalam tubuh manusia. RFID tag memiliki lapisan pelindung yang terdiri dari kombinasi plastik dan kaca jenis khusus. Umumnya, lapisan pelindung RFID tag ini memiliki tingkat kekuatan yang tinggi. Sebelum memasang ke dalam telapak tangannya, Amal menguji coba kekuatan pelindung RFID tag tersebut. Ternyata, kekuatan yang dibutuhkan merusak lapisan pelindung RFID tag sebanding dengan kekuatan untuk mematahkan telapak tangannya.

Kedua, terkait dengan keamanan transfer data antara RFID tag dan RFID reader. Masalah yang lazim dihadapi oleh peralatan elektronik sejenis adalah usaha-usaha pencurian kode atau identitas dari peralatan tersebut. Beberapa penelitian menyatakan, mereka telah berhasil menyadap kode-kode yang ditransmisikan antara RFID tag dan RFID reader melalui gelombang radio. Kekurangan ini dapat diatasi dengan membuat enkripsi untuk transmisi data antara keduanya yang cukup sulit untuk dipecahkan oleh orang lain. Sebenarnya, penyadapan bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Untuk menyadap kode-kode yang ada di RFID tag maupun RFID reader, si penyadap harus berada sedekat mungkin dengan RFID tag. Karena transmisi data harus dilakukan dalam jarak antara 5 - 10 cm.

Ketiga, terkait dengan efek bagi sosial. Penggunaan peralatan elektronik yang baru selalu membawa pro-kontra di masyarakat. Sama halnya dengan Amal, yang mendapat beragam tanggapan. Dari pujian dan kekaguman sampai cemoohan. Karena ada kekhawatiran, penggunaan RFID tag dalam tubuh akan mengurangi privasi pengguna. RFID tag akan memudahkan seseorang mengetahui posisi pengguna RFID tag tersebut. RFID juga terbuka peluang sebagai penjejak kendaraan atau peralatan berharga Anda.

You May Also Like

0 komentar